Minggu, 08 April 2012

Membaca alam pikiran para trader melalu Analisa Teknikal.....(1)

Ibarat orang yang maju perang, kita harus punya senjata andalan yang akan dipakai untuk melawan musuh dan merebut wilayah yang diduduki musuh. Anda mungkin pernah mengalami atau justru sering mengalami kondisi seperti ini : begitu anda beli saham eh..harga malah langsung turun, masih mendingan kalo penurunannya sebentar terus balik lagi keatas sesuai harapan kita...kalo turunnya tambah dalam maka kerugianlah yang akan kita alami. Atau begitu kita jual, harga malah naik dengan kencangnya persis orang dikejar anjing saking cepatnya...hehehe... Kejadian-kejadian seperti itu bisa terjadi kalau kita tidak mengetahui timing yang tepat untuk entry (beli), hold atau exit (sell). Kalo tentara memakai alat-alat perang yang mematikan, kita cukup memakai Teknikal Analisis (TA) dan Fundamental Analisis (FA) untuk berperang di belantara pasar modal..hehehe...sebenarnya ada satu lagi alat perang yang juga harus dikuasai yaitu Bandar Analisis (BA). Tulisan kali ini saya akan coba untuk menjelaskan beberapa TA yang minimal kita kuasai sehingga kita tidak begitu saja habis dimakan ganasnya pasar modal karena beli di saat saham sudah jenuh beli (overbought) atau jual di saat harga sebenarnya masih bisa naik lebih tinggi lagi sehingga keuntungan yang diperoleh tidak maksimal.

 Ada banyak analisa teknikal yang biasa dipakai oleh para trader dari mulai yang sederhana sampai ke teknik yang rumit antara lain : candlestick, Simple Moving Average (SMA), Moving Average Convergance Divergance (MACD), Relative Strong Index (RSI), Stochastic, Bolinger Band, Parabolic SAR, Standar Deviation dan masih banyak lagi. Kita tidak perlu mengusai semuanya bisa puyeng dan malah gak jadi trading ntar..haha.. Kita cukup menguasai 3-5 tools aja asal kita kuasai dengan benar itu sudah cukup.

 Analisa teknikal diciptakan oleh para penemunya dengan mendasarkan pada pergerakan harga yang mencerminkan psikologi para pelaku pasar modal. Psikologi pelaku pasar yang tamak (greedy) dicerminkan dengan harga saham yang semakin membumbung tinggi karena mereka berlomba-lomba memperoleh saham sehingga mereka berani membeli di harga yang lebih tinggi dari yang lainnya. Sebaliknya ketakutan (fear) dari pelaku pasar tercermin dari harga yang semakin longsor. Adakalanya juga para pelaku pasar modal kebingungan atau menahan diri untuk masuk ke pasar sehingga harga cenderung bergerak mendatar (flast/sideways). Perilaku tersebut bisa kita baca melalui analisa teknikal sehingga kita bisa memutuskan saat yang tepat untuk menjual jika melihat gelagat terjadi jenuh beli atau membeli jika kita liat ada gelagat pasar sudah jenuh jual. Hal tersebut akan membuat kita tidak ketinggalan kereta untuk action sehingga bisa meminimalkan kerugian dan memaksimalkan keuntungan.

 Dalam tulisan seri satu ini, mari kita bahas satu persatu senjata apa yang akan kita pakai, namun tidak semua tools kita bahas cukup hanya 5 tools yaitu :


1. Candlestick


Candlestick atau batang lilin ini paling mudah dibaca dibandingkan grafik bentuk lain seperti bar chart atau line chart. Harga pembukaan, penutupan, harga tertinggi dan harga terendah keliatan dengan sekali pandang. Bentuk, ukuran dan posisi candle stick sangat menentukan apakah harga saham akan naik, turun atau stabil. Warna candle stick yang tampil di fitur On line Trading (OLT) ada beberapa pasangan seperti merah dan biru, merah dan hijau atau hitam dan putih. Warna merah/hitam menunjukkan bearish candle atau harga penutupan di bawah harga pembukaan (harga turun). Sedangkan warna biru/hijau/putih menunjukkan bullish candle atau harga penutupan di atas harga pembukaan (harga naik). Ada puluhan bentuk dan formasi dari candlestick tapi yang utama ada 6 bentuk karena paling mudah diingat yaitu candlestick panjang, candlestick pendek, marubozu, hammer/hanging man, inverted hammer/shooting star.spinning top, doji

Candlestick panjang vs pendek


Candlestick putih dengan body yang panjang mengindikasikan minat beli yang kuat sehingga harga penutupan jauh diatas harga pembukaan. Setelah terbentuknya candlestick putih dan panjang tersebut maka harga penutupannya menjadi level support baru. Kebalikannya adalah candlestick hitam dan panjang yang mengindikasikan tekanan jual yang tinggi atau terjadi panic selling. Harga penutupannya akan menjadi level resisten berikutnya. Sedangkan candlestick dengan body yang pendek mengindikasikan market masih dalam masa konsolidasi dimana harga bergerak dalam range yang sempit.



Marubozu

Variasi bentuk candlestick panjang adalah marubozu yaitu candle panjang tanpa ekor. Marubozu lebih kuat

White Morubozu atau candle dengan badan berwarna putih yang panjang. Sedangkan Black Marubozu adalah candle dengan badan berwarna hitam dan panjang yang mengindikasikan tekanan jual yang kuat sehingga harga penutupan jauh dibawah harga pembukaan. Jika anda menemukan bentuk candle marubozu maka kemungkinan harga akan kembali meneruskan trendnya...artinya jika ada white marubozu maka harga setelah penutupuan hari ini akan cenderung naik lagi meneruskan penguatannya besok pagi. Demikian juga jika anda ketemu black marubozu maka setelah penutupan kemungkinan besar akan terjadi pelemahan. Konfirmasi penguatan/pelemahan tadi akan lebih kuat jika diiikuti dengan volume transaksi yang sangat besar.



Hammer & Hanging Man



Hammer dan Hanging Man merupakan bentuk candle yang mengindikasikan pola reversal atau pembalikan arah. Pada saat terjadi down trend kemudian muncul candle hammer pada dasar lembah maka hal tersebut mengindikasikan terjadinya pola reversal menjadi up trend atau waktunya anda untuk masuk (buy). Demikian juga pada saat terjadi pola bullish maka anda harus siap-siap untuk keluar (sell) begitu muncul hammer hanging man di puncak bukit. Anda tetap harus menunggu konfirmasi munculnya candle berikutnya setelah muncul hammer dan hanging man  untuk meyakinkan pola yang akan yang terjadi.



Candle white/black marubozu yang muncul setelah candle hammer dan hanging man dalam gambar diatas merupakan candle konfirmasi bahwa memang telah terjadi pola reversal.

Hammer dengan ekor panjang menunjukkan bahwa setelah terjadi pola down trend maka di pasar terjadi perlawanan dari buyer sehingga harga yang sebelumnya ditekan sampai jauh di lawan sampai mendekati harga pembukaan. Sedangkan hanging man menunjukkan setelah terjadi rally atau kenaikan harga maka terjadi perlawanan dari trader yang ingin merealisasikan kentungannya (profit taking) sehingga harga akan berbalik turun.


Inverted Hammer & Shooting Star



Inverted hammer dan shooting star merupakan bentuk candle yang mengindikasikan sinyal pembalikan arah, namun untuk action yang akan dilakukan tetap harus menunggu sinyal konfirmasi terlebih dahulu. Inverted hammer yang muncul setelah downtrend yang berkepanjangan mengindikasikan perlawanan dari pasukan banteng yang kuat yang ditunjukkan dengan adanya ekor yang panjang menjulang ke atas walaupun akhirnya ditekan oleh pasukan beruang sehingga harga kembali ditutup di bawah. Apabila keesokan harinya ternyata candle yg terbentuk adalah white candle atau bahkan marubozu maka itu murapakan sinyal konfirmasi buat kita untuk entry.

 Shooting Star atau bintang jatuh yang muncul di puncak bukit yang sedang up trend mengindikasikan usaha para buyer yang rakus dan ingin mengangkat harga ke atas mulai kehilangan tenaganya sehingga harga sempat naik tinggi namun ditekan oleh trader penjual. Sinyal konfirmasi pembalikan arah muncul jika candle berikutnya ditutup lebih rendah dari candle sebelumnya.


Gambar diatas menunjukkan white marubozu yang muncul setelah inverted hammer merupakan sinyal konfirmasi bahwa downtrend telah berakhir dan berbalik menjadi up trend..saatnya anda entry/beli. Demikian juga black candle yang muncul setelah shooting star merupakan sinyal konfirmasi bahwa harga berbalik turun memberitahukan saatnya anda menjual.


Spinning Tops



Spinning top (black/white) menunjukkan market yang tidak jelas atau ketidakjelasan arah pergerakan harga berikutnya. Candle spinning tops dengan ekor yang panjang di atas atau di bawah menunjukkan baik trader panjual dan pembeli tidak ada yang mampu mengangkat atau menjatuhkan harga lebih tinggi atau lebih rendah dimana harga penutupan bergerak tidak terlalu jauh dari harga pembukaan. Namun posisi candle spinning tops bisa diartikan juga sebagai sinyal pembalikan arah. Spinning tops yang muncul setelah adanya pola uptrend yang panjang mengindikasikan kekuatan trader pembeli mulai melemah. Demikian juga spinning tops yang muncul setelah downtrend mengindikasikan kekuatan trader penjual sudah berkurang



Doji

 Doji menunjukkan harga penutupan sama dengan harga pembukaan, artinya baik trader pembeli maupun trader penjual sama-sama tidak mampu mengangkat harga lebih jauh. atau terjadi ketidakpastian dari pasar untuk menentukan arah.



Variasi dari bentuk doji ada berbagai macam seperti long legged doji, dragon fly doji dan gravestone doji dimana ketiga bentuk doji tersebut merupakan sinyal terjadinya pembalikan arah. Jika posisi masing-masing bentuk doji tersebut berada di puncak suatu uptrend, maka  kemunculannya menandakan sinyal pembalikan menjadi downtrend atau sinyal untuk menjual. Demikian juga jika munculnya di bawah atau di dasar fase downtrend, maka hal tersebut merupakan sinyal untuk membeli. Namun tetap harus diliat sinyal konfirmasi sebelum anda mengambil tindakan beli atau jual.




Sebenarnya masih cukup banyak variasi dari candlestick yang terbentuk namun kunci untuk mempelajari atau mengartikan candlestick yang muncul adalah ketekunan untuk terus mengasah kemampuan kita dan mempraktekkannya.

Selamat berinvestasi.......