Sabtu, 22 Februari 2014

Serangan Jantung, Pasang Stent dan Operasi Bypass Jantung : Sebuah Pengalaman Hidup (Bagian Satu)

Penyakit jantung adalah suatu momok bagi siapapun yang mendengarnya, apalagi sampai mengalami yang namanya serangan jantung.. dunia serasa berhenti begitu kita divonis menderita penyakit jantung. Dan ternyata saya sendiri telah mengalaminya..lewat beberapa seri tulisan di blog ini, saya mencoba untuk sharing pengalaman karena 8proses mulai serangan jantung yang tanda-tandanya ternyata berbeda-beda, dipasang stent atau ring dan terakhir di by pass atau dibedah dadanya diganti pembuluh darah yang tersumbat di jantung dengan pembuluh darah baru yang diambil dari kaki dan tangan.....jadi cukup banyak pengalamanlah saya..hehehe....

Serangan jantung pertama saya alami pada bulan Januari 2007. Waktu itu sehabis naik bis jemputan kantor, begitu sampai di kantor dan berjalan ke ruangan saya yang hanya berjarak 50 meter, tiba-tiba saya gak bisa jalan, berjalan serasa orang habis berlari puluhan kilometer...saya cuma berpikir kenapa ini?..dengan bersusah payah setelah beberapa kali berhenti, akhirnya saya sampai juga ke ruangan. Pada serangan pertama ini tidak ada rasa pusing, mual atau sesak nafas..semuanya normal kecuali capek yang luar biasa tidak bisa berjalan. Akhirnya pagi itu juga saya dibawa ke rumah sakit Siloam Gleneagles Karawaci Tangerang dan untuk pertama kalinya saya mendengar vonis terkena serangan jantung. Reaksi saya  kaget gak percaya, takut, ngeri rasanya campur aduk begitu divonis kena serangan jantung karena waktu itu saya masih berusia 38 tahun...usia yang masih sangat muda jika dibandingkan ayah saya yang terkena serangan jantung di usia 52 tahun dan tidak tertolong....dan waktu perawatan di rumah sakitpun saya ternyata pasien yang paling ganteng karena paling muda...,hehehe...yang lain rata-rata udah pada pensiun dari pekerjaannya.

Setelah melewati serangkaian pemeriksaan maka diputuskan umtuk dilakukan Katerisasi untuk melihat tingkat penyumbatannya. Namun sebelum tindakan dilakukan dengan pertimbangan RS Siloam Glen Eagles Karawaci Tangerang belum menerima jaminan Askes maka atas keputusan istri, saya dipindah ke RS Jantung Harapan Kita (RSJHK) Jakarta.

Di RSJHK inilah saya ditangani oleh dr. Iwan Dakota, SpJP (K) yang saat ini menjabat sebagai Direktur Umum dan SDM RSJHK dan dilakukan Katerisasi yaitu tindakan pembedahan minor untuk melihat prosentase  penyempitan dan lokasi nya serta dapat juga langsung dipasang ring /stent. Disebut pembedahan minor karena memang pasien dalam kondisi sadar pada saat di operasi dan bisa melihat ke monitor yang memperlihatkan gambar proses pemasangan stent di pembuluh darah jantung kita. Kita juga bisa diajak komunikasi oleh dokter bedah dan malahan disuruh bilang apapun yang kita rasakan pada saat itu, baik rasa sesak, mual pusing atau apapun yang agak aneh kita rasakan karena akan membantu dokter. Jadi...anda tidak usah merasa takut jika dokter melakukan tindakan katerisasi karena kita tidak dibius total dan proses katerisasi inipun juga tidak terlalu lama, tidak lebih dari setengah jam...cepat sekali bukan?

Katerisaai dapat dilakukan melalui pembuluh darah di tangan (sama seperti tempat memasukkan jarum infus) dan satu lagi melalui pembuluh vena dipaha. Untuk kasus saya, katerisasi dilakukan dua kali, yang pertama melalui tangan untuk melihat tingkat penyumbatannya dan beberapa hari kemudian melalui paha untuk pemasangan stent. Pada kateriaasi pertama, ketahuan saya ada 3 penyumbatan, dan ada satu  yang udah lebih dari 80%, sedangkan 2 yang lain masih bisa diatasi dengan obat-obatan. Beberapa hari kemudian dilakukan katerisasi kedua untuk pemasangan satu stent. 

Yang tidak nyaman dari proses katerisasi justru setelah operasi selesai karena kita tidak boleh menggerakkan atau melipat kaki lebih kurang 8 jam dan jarum tempat katerisasi masih belum dicabut. Baru setelah itu jarum dilepas dan bekasnya dibebat dengan alat berbentuk kotak kecil untuk menutup bekas lubang jarum dan di plester. Kalau sekarang udah pakai alat khusus untuk menutup bekas kateter yang bisa disetel tingkat kekencangannya.

Dua hari berikutnya saya sudah diijinkan pulang dengan pesanan dari dokter  harus mengurangi makanan yang biasanya adalah favorit saya seperti gorengan, makanan bersantan dan berlemak...hehe..setelah operasi saya harus banyak makan sayuran dan berserat, harus mengurangi kelebihan berat badan sehingga nasi juga ditakar satu mangkuk kecil...oh iya kondisi saya waktu terkena serangan ini memang sangat "ideal" dengan kombinasi yang "mematikan" untuk terjadinya serangan jantung. Berat badan saya waktu itu mencapai rekor terberat yang pernah saya alami yaitu 105 kg , dengan tinggi 178 cm harusnya bobot ideal adalah 75 kg...jadi bisa anda bayangkan betapa gendutnya saya..hehe...cholesterol total 315 dari yang seharusnya cuma 200, tekanan darah 160/100.Jika anda saat ini mempunyai tanda-tanda vital yang udah menunjukkan alarm bahayaseperti overweight, tensi tinggi, kolesterol dll..maka sebaiknya lakukan medical cek up lengkap. Banyak orang yang enggan melakukan medical cek up karena khawatir kalau ternyata banyak penyakitnya...tapi justru dengan mengetahui lebih dini kondist6i badan kita maka kita bisa mengatasi lebih awal gejala penyakit kita.

Setelah pemasangan stent, saya masih belum merasakan nafas yang plong...atau lega dan saya merasa masih ada yang belum beres dengan jantung saya. Dan benar juga...6 bulan kemudian pada bulan Juni 2007, saya terkena serangan jantung lagi..dan serangan kedua ini lebih menyakitkan dan hampir merenggut nyawa saya. Sakit yang saya rasakan lebih hebat dari yang pertama yaitu rasa keram didada kiri yang menjalar, sampai ke punggung belakang seperti ditusuk, keringat dingin keluar karena menahan sakit yang luar biasa dan hampir membuat saya tidak sadarkan diri...Namun alhamdulillah, rasa sakit itu mereda dengan sendirinya dan malam itu juga sekitar jam setengah 12 malam, saya dibawa istri saya naik mobil dibawa ke RSJHK. Istri saya yang tidak terbiasa bawa mobil apalagi nyetir malam hari, malam itu memberanikan diri menyetir demi nyawa saya..dan alhamdulillah selamat sampai di UGD RSJHK. Kembali dr.Iwan Dakota SpJP (K) melakukan pemasangan stent di dua lokasi yang sebelumnya sudah terdeteksi pada kateterisasi awal...maka total 3 stent terpasang di pembuluh darah jantung saya.

Baru setelah semua pembuluh darah yang tersumbat dipasang stent, makka saya bisa beraktifitas normal kembali dalam periode 7 tahun sebelum akhirnya saya terdeteksi mengalami penyumbatan setelah mengikuti program Medical Check Up rutin yang dilakukan oleh kantor saya dan harus di by pass. Proses by pass akan saya ceritakan di bagian kedua tulisan saya.

Dari pengalaman saya di atas ada beberapa hal yang patut anda perhatikan antara lain :

  1. Penyakit jantung koroner tidak memandang usia dan bukan monopoli orang yang lanjut usia saja, saat ini banyak yang masih muda dibawah 40 tahun sudah terkena serangan jantung. Bahkan orang yang biasa berolahraga dengan sangat teratur, bisa juga terkena. 
  2. Faktor pola hidup yang tidak sehat seperti makan makanan berlemak, bersantan, gorengan, makanan cepat saji merupakan faktor utama atau pencetus penyakit jantung koroner. Jadi kuncinya adalah pada apa yang anda makan.
  3. Jika anda mempunyai riwayat keluarga seperti ayah atau ibu   yang pernah mengalami serangan jantung, dan kondisi fisik yang tidak mendukung seperti overweight, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi..maka anda termasuk berisiko tinggi untuk terkena penyakit jantung.
  4. Tanda-tanda serangan jantung tiap orang berbeda. Jangan pernah meremehkan sakit atau nyeri di dada, perasaan seperti tertusuk sampai tembus ke punggung, atau gejala yang ringan sekalipun seperti masuk angin, keringat dingin, anda tetap harus waspada.
  5. Katerisasi bukanlah operasi yang menakutkan karena anda dalam keadaan sadar 100% dan prosesnya tidak lebih 30 menit.
  6. Lakukan Medical Check Up secara rutin untuk mengetahui gejala lebih awal penyakit anda. 
  7. Jika anda belum masuk asuransi kesehatan seperti Jaminan Kesehatan Nasional yang saat ini dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS/dahulu Askes) segeralah mendaftar karena akan sangat meringankan biaya operasi yang mencapai puluhan juta rupiah karena sebagian besar akan ditanggung oleh BPJS.
Demikian sedikit pengalaman saya yang semoga bisa membantu anda para pembaca. Salam