Kamis, 20 Oktober 2011

Aku Terpaksa Menikahinya.....

Kisah inspiratif untuk para istri dan suami

Husbands Dream
Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang kita miliki :

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.
Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.

Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”

“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.

Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi,  ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.

Saat  pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya  dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.

Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.

Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.

Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.

Istriku Liliana tersayang,

Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.

Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.

Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.

Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!


Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.

Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.

Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.

Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”

Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”

Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”
Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”

Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.

http://bundaiin.blogdetik.com/2011/10/07/kisah-inspirasi-untuk-para-istri-dan-suami/ 

Rabu, 21 September 2011

Awas penipuan di sekitar kita..waspadalah !!

Siang kemarin saya ditelepon isteri waktu masih dikantor, dia cerita kalo barusan di komplek ada rame-rame...biangnya adalah ada orang yang coba-coba mau nipu dengan modus si tukang tipu ini menelpon tetangga saya minta nomor telepon orang tua dari anak yang dikatakan mengalami kecelekaan. Tetangga saya ini sempat diminta pulsa oleh si tukang tepu dan sayangnya sempat dikirim. Yang bikin jadi rame krn berita kecelakaan tadi yang syukurnya anaknya ternyata tidak mengalami kejadian apa2 dan masih ada di sekolah.  

Kejadian yang sama pernah saya alami sendiri, kejadiannya udah beberapa tahun yang lalu. Isteri saya ditelepon oleh seseorang yang gak tahu dari mana dia dapat nomor telepon rumah, mengabarkan kalo saya mengalami kecelakaan ditabrak truk dan ada di rumah sakit (kurang ajar bener nih orang...saya sumpahin gak selamat dunia akhirat) . Isteri saya yang kaget dan shock menerima berita tadi cuma bisa berkata : "iya..iya..terima kasih.." dan langsung menutup telepon tadi karena bingungnya. Isteri gak sempat menanyakan saya ada di rumah sakit mana atau bagaimana kondisi saya ke si penelepon tadi.  Dengan panik isteri menelepon hape saya dan baru ketahuan kalo tadi hanya kabar bohong. Tindakan tidak sengaja isteri saya yang langsung menutup telepon tadi justru yang menyelematkan dari usaha penipuan tadi karena modusnya biasanya si tukang tipu ini akan menyuruh untuk mentransfer uang untuk biaya di rumah sakit dengan alasan mau segera dioperasilah, untuk uang muka rumah sakit lah dsb. Karena secara psikologis orang yang sedang panik akan lebih mudah untuk menuruti apa perkataan orang lain.

Kejadian usaha penipuan yang lain dengan modus yang berbeda yaitu ketika saya diminta tolong oleh paman saya yang ada di daerah untuk mengecek ke kantor pajak di Jakarta karena tetangga paman saya mendapat surat pemberitahuan sebagai pemenang undian mobil. Si "pemenang" undian ini disuruh melunasi pajak hadiahnya dengan batas maksimal yang sengaja dibuat mepet. Waktu itu saya juga gak kepikiran kalo itu penipuan dan saya minta difaks surat pemberitahuan pemenang tadi dan ternyata sangat lengkap. Mulai dari surat persetujuan dari Polda kepada PT X untuk menyelenggarakan undian lengkap dengan tanda tangan pejabat kepolisian, surat dari Kantor Pajak dan ijin-ijin undian ada semua dan bukti kupon ikut serta undian dari si pengirim juga ada. Sekilas semuanya asli cuma ada satu yang bikin saya curiga yaitu nomor pejabat dari Kantor Pajak yang harus dihubungi untuk melunasi pajak bukan nomor kantor tapi nomor hape.

Dan dengan berbekal "dokumen" undian dan rasa curiga tadi saya ke kantor pajak yang kebetulan ada disamping kantor. Saya menanyakan ke resepsionis nama bapak pejabat pajak yang ada di surat tadi dan dijawab tidak ada nama itu. Saya jelaskan maksud saya dan dijawab oleh pak satpam yang ikut nimbrung bahwa itu penipuan "Untung bapak kesini dulu, tadi juga ada ibu-ibu yang sudah transfer Rp5 juta tapi baru menanyakan ke kami dan malah akan menambah lagi" kata pak Satpam tadi.  Naah...bener juga ternyata feeling saya.

Modus penipuan memang bermacam-macam dari yang sepele, sederhana sampai yang canggih dan terorganisir sampai kita mengerutkan dahi untuk memahaminya saking ruwetnya. Berikut beberapa tip yang bisa kita lakukan :
1. Jangan mudah percaya pada omongan atau berita baik lewat surat, SMS, telepon dari orang lain. Cek dulu kebenarannya.
2. Untuk menghindari penipuan melalu hipnotis sibukkan pikiran anda dan jangan biarkan pikiran kosong pada saat anda sedang sendirian ditempat umum, karena pada saat pikiran kosong / bengong, bawah sadar terbuka sangat lebar dan mudah untuk tersugesti.
3. Waspadalah terhadap orang yang menepuk anda dan hindari dari percakapan yang mungkin terjadi. Ketika anda fokus pada ucapannya, pada saat itulah sugesti sedang dilontarkan. Segeralah pindah dari tempat itu dan alihkan perhatian anda ketempat lain.
4. Waspadalah terhadap rasa mengantuk, mual, pusing, atau dada terasa sesak yang datang tiba-tiba secara tidak wajar, karena kemungkinan saat itu ada seseorang yang berusaha melakukan telepathic forcing kepada anda.
5. Curigalah pada orang yang baru anda kenal dan berusaha mendekati anda, karena seluruh proses hipnotis merupakan teknik komunikasi yang sangat persuasif.
6. Berdoalah disetiap kali melakukan aktifitas

Semoga bermanfaat...



Jumat, 16 September 2011

Pemimpin yang amanah, masih adakah?

Beberapa waktu yang lalu ketika orang tua dari salah seorang gubernur di salah satu propinsi di Indonesia meninggal, beredar di BBM berita duka cita yang mengabarkan kematian tersebut yang berisi : "Telah meninggal dunia Prof DR HC H Tb Chasan Sochib ayahanda dari gubernur propinsi Banten Ratu Atut Chosiyah, ayah dari Walikota Serang Tb Chairul Jaman, ayahanda dari Wakil Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, suami dari Wakil Bupati Pandeglang, Heryani, mertua dari Bupati Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, kakek dari anggota DPD, Andika Hazrumy, kakek mertua dari Wakil Ketua DPRD Kota Serang,  Adde Khairunnisa".  Rasanya seperti membaca hoax yang biasa beredar di dunia maya, gak percaya apa bener nama-nama famili yang mengiringi dan tersangkut sedemikan banyak. Dan setelah dicek di intenet ternyata memang benar....Reaksi saya waktu pertama membaca adalah "PARAH", Koq sedemikian hebat dia membangun dinasti kerajaan di wilayahnya dan kesannya tanpa batu sandungan yang berarti...tahu-tahu sudah muncul penguasa wilayah di masing-masing kota yang menjadi kekuasaannya yang masih saudaranya.

Belum kering ingatan dan kekagetan akan banyaknya saudara yang "dibuatkan" pos jabatan di bawah  pemerintahannya,  udah muncul lagi berita yang baru lagi. Kali ini beritanya dikait-kaitkan dengan pencalonan kembali sebagai gubernur dalam pilkada tahun ini melalui korupsi dana hibah yang dibagikan kepada klan keturunannya. Aliansi Independen Peduli Publik (ALIPP) melaporkan Atut ke KPK terkait dugaan korupsi program bantuan hibah dan bantuan sosial Provinsi Banten. Bantuan hibah diambil dari APBD tahun 2011. 

ALIPP mencatat sejumlah nama lembaga dan organisasi yang menerima anggaran itu malah diduga fiktif dan sarat nepotisme. "Ketua PMI Banten Ratu Tatu adik Atut senilai 900 juta. KNPI Banten diketuai Aden Abdul Khalik, adik tiri Atut mendapat Rp1,5 miliar, HIMPAUDI, yang diketuai menantu Atus, Ade Rossi mendapat Rp3,5 miliar dan Tagana Banten yang diketuai anak Atut, Andhika Hazrumi mendapat Rp1,75 miliar," ujar Juru Bicara ALIPP, Suhada usai melaporkan di kantor KPK, Jakarta,  http://www.rimanews.com/read/20110908/40341/inilah-dugaan-publik-atas-korupsi-ratu-atut-banten-dan-koleganya.

Walaupun Pendapatan Asli Daerah (PAD) Banten meningkat namun ternyata pembangunan atau perbaikan infrastruktur, ekonomi dan sosial juga tidak nampak. Contoh nyata saja masalah jalan di Tangerang yang merupakan penyumbang PAD terbesar yang masih banyak yang rusak, termasuk jalan menuju ke komplek perumahan saya yang sudah puluhan tahun tidak pernah bener....kalo hujan berubah jadi kubangan kerbau, kalo musin kemarau debu beterbangan. Sangat jauh dengan kondisi jalan di rumah mertua di Jawa Tengah yang begitu mulus di hotmix dan kalo rusakpun segera dibenerin.  Dan dengan prestasi dan rapor yang seperti tadi ternyata Ratu Atut masih percaya diri unuk maju dalam Pilkada Propinsi Banten yang sebentar lagi akan dilaksanakan. 

Pemimpin adalah panutan dan  memilih pemimpin atau mengangkat pemimpin / pejabat negara yang amanah merupakan suatu kewajiban dengan syarat bahwa pemimpin terpilih adalah orang yang terpercaya dan siap mengemban amanah besar dengan sebaik-baiknya. Ia mampu mengemban tugas berat ini dengan berpijak pada nilai-nilai agama. Kasus Atut hanyalah secuil contoh dari begitu banyaknya pemimpin yang tidak amanah dengan jabatannya di negeri ini... dan dengan makin ramainya berita tentang pejabat publik, anggota DPR dan tokoh masyarakat yang ditangkap atau tersangkut kasus, membuat kita bertanya-tanya masih adakah pemimpin yang benar-benar amanah di negera kita ini........?? ..pemimpin yang mampu menjaga kepercayaan yang diberikan, pemimpin yang memperjuangkan mengayomi kepentingan rakyat dan bukan pemimpin yang sibuk mengumpulkan kekayaan untuk dirinya dan keluarganya ...? Semoga masih ada..

Dan buat rekan-rekan,  kolega maupun saudara yang mau ke rumah saya atau yang saat ini jalannya senasib dengan  di tempat saya, mohon maaf karena jalannya kayaknya masih lama akan diperbaiki karena dana perbaikan jalannya  masih akan dipakai dulu untuk biaya kampanye...hehehe....peace..


 

Rabu, 07 September 2011

Mudik 2011 = Kemacetan yang semakin paaanjaang…dan…paraaah

Kalau melihat kilas balik perjalanan mulai mudik sampai balik kemarin, yang sangat menghantui dan semakin mencemaskan adalah ketidaknyamanan berupa kemacetan panjang yang menyertai selama perjalanan via darat. Pemudik yang menggunakan roda dua (motor segala jenis merk), roda empat yaitu mobil pribadi, mobil sewa atau bahkan mobil dinas (soalnya banyak saya liat mobil plat merah dengan plat Jakarta, Banten dll berkeliaran di jalan daerah Jateng) sangat merasakan semakin parahnya kemacetan tahun ini, apalagi yang kemarin pada naik bajaj buat mudik….wah..nggak kebayang betapa capeknya. Buat pemudik yang menggunakan pesawat terbang mungkin tidak begitu terasa…kalau sampai ngerasain macet di udara khan ngeri..hehehe….
Sebelum perjalanan mudik kemarin saya udah kasih tahu ke anak saya kalau harus siap-siap menghadapi kemacetan karena memang waktu keberangkatan yang sudah mepet dengan hari H karena gak dapat cuti tambahan selain cuti bersama.   Jam setengah empat pagi saya berangkat dengan target bisa lepas dari pintu tol Cikampek pagi-pagi sehingga bisa tetap lewat jalur utara menghindari di buang ke jalur selatan/tengah karena tahun lalu jalannya kurang bagus. Namun ternyata pak polisi udah menutup jalan ke gerbang tol Cikampek dan semua kendaraan dialihkan ke Sadang /Purwakarta…akhirnya dengan terpaksa lewat jalur tengah melewati Purwakarta, Subang, Cikamurang, Jatiwangi, Cirebon dan beberapa kali saya dibuang lewat jalur alternative kecil yang gak ada di peta karena jalur alternative utama udah macet. Sebenarnya jalur alternative yang saya lewati lumayan lancar belum ditemui hambatan yang berarti, namun sayangnya jalannya ada beberapa kilometer yang harus diwaspadai karena bergelombang, rusak dan perbaikan yang belum selesai. Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan perbaikan di jalur-jalur alternative tadi karena kebanyakan jalur pantura yang dibikin proyek perbaikan terus menerus.
Begitu masuk tol Kanci  dan disambung ke tol Pejagan yang kondisi jalannya masih gak rata (dan nggak tahu apakah nantinya akan diaspal hotmix) saya pikir sudah bisa lancar paling tidak sampai keluar tol…ternyata macet panjang juga mendekati gerbang pembayaran tol. Biangnya adalah jalannya yang menyempit selepas pintu tol yaitu dari dua lajur ke arah Brebes menjadi hanya satu lajur. Buat pengendara yang akan melintasi tol Pejagan harus isi bahan bakar penuh karena fasilitas di sepanjang tol seperti rest area dengan pompa bensinnya belum tersedia. Tahun lalu saya punya pengalaman nyaris kehabisan bahan bakar di tol tadi karena kelupaan ngisi bensin lagi dan terjebak macet yang panjang. Kalau sampai rencana pemerintah menaikkan tariff tol setelah lebaran ini termasuk ruas tol Pejagan ini maka pemerintah bener-bener ter-la-lu…..(minjem istilah bang haji Rhoma Irama hehe..) …dan gak peduli dengan kenyamanan konsumen.  
Lepas dari tol pejagan sudah disambut dengan ratusan bikers dari arah Cirebon sehingga  harus extra waspada. Perjalanan dari Brebes sampai ke rumah di Kendal Jateng praktis tidak dapat memacu kendaraan dengan kencang dan setelah menempuh perjalanan selama 23 jam sampailah di tempat tujuan. Waktu tempuh dua kali lipat dari perjalanan normal yang seharusnya hanya butuh 10-12 jam. Perjalanan balik ke Jakarta saya juga lewat jalur yang sama karena jalur pantura bertambah parah dan bisa memperbaiki rekor perjalanan dengan waktu tempuh 20 jam. Bahkan beberapa teman/saudara menempuh waktu yang lebih dari 30 jam untuk bisa kembali ke Jakarta.
Ritual mudik sebenarnya sudah bisa diantisipasi pemerintah jauh-jauh hari dengan memperbaiki dan menata manajemen lalu lintas maupun perbaikan infrastruktur tapi kenyataannya kenapa setiap tahun justru keadaannya bertambah parah. Selain kemacetan, data kecelakaan lalu lintas naik 996 kejadian atau 33,08% selama 23 Agustus-4 September 2011.  Yang bikin miris adalah pemerintah gak mau bertanggung jawab atas kekacauan dan keruwetan tadi, simak saja pernyataan Menteri Perhubungan Freddy Numberi yang menyatakan sebagian besar penyebab kecelakaan karena human error yang sulit dicegah. Pernyataan itu dinilai sebagai bentuk lepas tangan pemerintah.
Apakah pemerintah akan tetap selamanya membiarkan problem klasik setiap menghadapi mudik maupun balik dan menunggu sampai keadaannya semakin tidak terkendali? Jawabannya kita tunggu saja tahun depan saat kita kembali melakukan ritual mudik lagi…apakah lebih baik atau semakin parah?
Selamat hari raya Idul Fitri mohon maaf lahir batin…..

Rabu, 17 Agustus 2011

Bendera setengah tiang di hari kemerdekaan

Senin pagi tanggal 15 Agustus 2011, saya dan isteri berangkat ke kantor pagi-pagi dan karena terburu-buru saya tidak sempat memasang bendera menjelang peringatan hari kemerdekaan seperti tahun-tahun sebelumnya. Di tengah jalan, isteri menelpon bibi pembantu di rumah untuk segera memasang bendera di depan rumah. Setelah seharian di kantor maka saya dan isteri-pun pulang dan sesampai di depan rumah ternyata disuguhi pemandangan yang menarik. Bibi pembantu saya memang sudah memasang bendera di depan rumah tapi yang berbeda adalah tidak dipasang satu tiang penuh tetapi hanya setengah tiang.......... Saya dan isteri kaget campur geli melihat pemandangan tadi, dan saya baru ingat tahun lalu-pun ternyata bibi saya juga melakukan hal yang sama tapi keburu ketahuan karena isteri ada di rumah. Yang parah baru kali ini karena dipasang seharian penuh dalam keadaan setengah tiang. Bibi saya tidak segera mengetahui “kesalahan” tadi karena memang tidak ada “contohnya” karena sepanjang gang di rumah saya tidak ada satu-pun yang memasang bendera. Atau apakah pengibaran bendera setengah tiang tadi bukan suatu “kesalahan” tetapi adalah salah satu cara bibi pembantu saya dalam memaknai kemerdekaan yang belum dia rasakan..?
Peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia dari tahun ke tahun saya rasakan memang semakin berbeda dan makin kehilangan makna. Peringatan dan perayaan yang mengiringi setiap kali kita merayakan HUT RI sudah semakin jarang dilaksanakan bahkan untuk sekedar mengibarkan bendera di depan rumah juga sudah lebih banyak yang tidak melakukan daripada yang melakukan. Tidak ada lagi himbauan atau pengumuman yang menggugah kesadaran kita untuk sekedar melakukan pekerjaan yang sederhana jika dibandingkan dengan perjuangan bangsa ini jaman dulu yaitu mengibarkan bendera di depan rumah.   Orang sudah semakin lupa bahwa ada sejarah panjang dan penting yang telah dilewati bangsa ini yang dilakukan oleh para pendiri dan bapak bangsa serta para pejuang.  Butuh pengorbanan yang tidak main-main harta bahkan nyawa untuk mengibarkan sang merah putih sebagai lambang kemerdekaan.
Kemerdekaan memang bisa dimaknai sebagai kebebasan dari segala bentuk penindasan. Kalau jaman dahulu diartikan sebagai kebebasan dari penindasaan bangsa penjajah maka sekarang terjadi pergeseran nilai dan lebih luas untuk memaknainya. Kebebasan dan kemandirian di berbagai bidang kehidupan yang menyangkut hak azazi manusia seperti kemandirian di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, kebebasan berpendapat, kebebasan dan kemudahan memperoleh lapangan pekerjaan, memperoleh layanan kesehatan yang terjangkau, memperolah pendidikan yang menjangkau segala lapisan masyarakat dengan biaya yang murah dan sebagainya, itulah yang sekarang dimaknai sebagai kemerdekaan.
Jika melihat apa yang terjadi dan dialami, dilihat, dirasakan oleh sebagian besar masyarakat dan bangsa Indonesia ini  dalam kehidupan berbangsa, maka memang patut kita simpulkan bahwa bangsa ini memang belum sepenuhnya merdeka. Lihat betapa banyak kejadian yang melukai hati masyarakat dipertontonkan dimedia massa. Kasus korupsi yang  menyedot trilyunan rupiah uang negara seperti sengaja diambangkan, koruptor yang sudah jelas-jelas bersalah dibiarkan menikmati kebebasan, kasus lumpur Lapindo yang harusnya menjadi tanggung jawab swasta malah diambil alih negara dengan mengeluarkan duit APBN, korupsi berjamaah para anggota DPR/DPRD mengambil duit APBN/APBD, ngototnya pimpinan DPR untuk membangun gedung baru tanpa memikirkan alangkah eloknya jika dana tersebut digunakan untuk pendidikan atau pembangunan infrastruktur Belum lagi kasus TKI yang dihukum pancung tanpa ada perlindungan dari pemerintah, angka kemiskinan yang semakin tinggi, angka kriminalitas yang makin meningkat, biaya kesehatan dan pendidikan yang semakin tinggi dan masih banyak lagi.  
Jika itu yang menjadi ukuran kemerdekaan berbangsa, maka bangsa ini memang belum mempunyai kemandirian. Tetapi apakah hal tersebut akan membuat kita menafikan perjuangan para bapak bangsa dan pendiri bangsa ini? Tentu jawabannya adalah TIDAK.... Kegagalan untuk memperoleh hak-hak sebagai manusia Indonesia adalah kegagalan dari pemerintah dan negara untuk menyediakannya dan wujud kegagalan negara dalam mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan para pahlawan. Tetapi kesadaran berbangsa dan kebanggaan menjadi warga negara harus tetap kita pupuk dan perjuangan mengisi kemerdekaan harus diteruskan sampai terwujud keinginan dan cita-cita para pendiri bangsa yaitu terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur. Jangan sampai kita mengibarkan bendera setengah tiang setiap hari kemerdekaan.
Selamat merayakan HUT RI ke 66.........

Selasa, 16 Agustus 2011

Pilihlah sekuritas yang bikin nyaman di kantong dan nyaman di hati

Tulisan saya terdahulu tentang apa saja yang harus disiapkan sebelum masuk ke bursa saham (lihat : langkah awal yang menentukan) salah satunya yang harus dilakukan adalah memilih broker atau perusahaan sekuritas. Perusahaan sekuritas adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan yang dapat berfungsi sebagai (1) pialang/broker perdagangan surat berharga termasuk saham, (2) penjamin emisi untuk perusahaan yang mau IPO dan (3) sebagai manajer investasi (mengelola reksadana). Kita tentunya tidak akan sembarangan memilih perusahaan sekuritas yang akan mengelola uang kita, jangan sampai salah pilih karena salah-salah malah uang kita melayang karena banyak kasus adanya penyalahgunaan uang nasabah.
Kita akan lebih aman jika memilih perusahaan sekuritas yang memang terdaftar di Bursa Indonesia yang jumlahnya pada saat ini ada sebanyak 191 perusahaan. Sekuritas yang sudah terdaftar di Bapepam paling tidak secara legal formal sudah otomatis disaring oleh Bapepam mulai dari sisi legalitas badan hukum, perijinan, dan syarat2 lainnya. Namun kita juga harus mengetahui track record dan kinerja perusahaan sekuritas tersebut yang dapat dilakukan dengan melihat sejarah perusahaan, manajemen dan laporan keuangannya. Selain itu tentunya kita harus bisa memilih yang mempunyai keunggulan dibanding yang lain...apa saja?
1. Fee jual/beli.
Kita pasti punya keinginan menggunakan jasa sekuritas yang tarif fee-nya rendah tapi dengan fasilitas yang lengkap...hehehe... sayang kan kalo keuntungan yang kita dapat dengan susah payah digerus oleh fee broker yang tinggi.  Tapi memang biasanya sekuritas dengan fasilitas yang lengkap akan memasang fee yang tinggi juga sesuai dengan layanannya. Fee jual/beli yang dipatok oleh sekuritas berkisar antara 0,19%  s.d 0,2% untuk fee beli sedangkan untuk fee jual antara 0,19% s.d 0,35%. Bahkan fee tersebut dapat lebih murah lagi apabila sekuritas sedang mengadakan promo atau anda mempunyai dana yang cukup besar sehingga dapat dinegosiasikan.  Selain fee jual/beli tadi yang memang dinikmati oleh sekuritas, dalam setiap transaksi maka investor juga akan dikenakan biaya-biaya lainnya yang akan disetor ke kas negara yaitu biaya jasa penggunaan fasilitas transaksi di BEI (biaya levy) sebesar 0,01% , biaya untuk KSEI/Kustodian Sentral Efek Indonesia  (biaya VAT) sebesar 0,01%, biaya untuk KPEI/Kliring Penjaminan Efek Indonesia sebesar 0,01% dan pajak penghasilan atas transaksi khusus jual sebesar 0,1%. 

2. Deposit minimal.
Setiap sekuritas berbeda-beda dalam menentukan deposit minimal yang harus disetorkan oleh calon klien/investor yaitu antara Rp5 juta s.d Rp25 juta. Beberapa Sekuritas seperti Bhakti Investama, Danareksa Securities, Dongsuh Securities, Indosurya Securities, Indo Premier Securities, Etrading Securities, Indofinanz mematok setoran awal sebesar Rp5 juta. Sedangkan sekuritas seperti Anugerah Sekurindo, BNI Securities, Bahana Securities, CIMB Securities, Kim Eng Securities, Samuel Securities mensyaratkan deposit sebesar Rp10 juta sedangkan Panin Securities, Reliance Sekurities mematok deposit minimal sebesar Rp25 juta. Bahkan untuk menarik minat investasi mahasiswa atau ibu rumah tangga beberapa sekuritas memasang deposit yang lebih murah lagi yaitu Rp3 juta sudah bisa bertransaksi, tentunya anda tinggal menyesuaikan dengan kantong anda. 

3. Fasilitas Online Trading.
Fasilitas ini semakin memudahkan untuk bertransaksi karena anda tinggal klik untuk melakukan eksekusi jual/beli karena anda melakukan transaksi melalui sistem yang sudah diinstall di PC/laptop anda. Dengan online trading anda tidak perlu repot-repot menelpon broker untuk menjual saham anda dan kadang belum tentu bisa langsung nyambung karena brokernya lagi ke kamar kecil atau sedang keluar dealing room. Belum semua sekuritas yang ada di BEI mempunyai fasilitas online trading. Sekuritas yang saya sebutkan diatas sudah memiliki fasilitas tersebut anda tinggal memilihnya dan fee-nya juga lebih murah daripada fee yang langsung lewat broker. Yang perlu anda perhatikan adalah kelengkapan menu yang ada di fasilitas online trading tersebut seperti menu order (beli,jual, ammend, withdrawal), menu account (portofolio, status rekening, stock position), menu broker,  tampilan chart,   menu research dan rekomendasi dan  menu laporan keuangan. Semakin lengkap menunya tentunya akan lebih membantu dalam bertransaksi.

4. Mempunyai rekening yang terpisah.
Salah satu yang sangat penting untuk menjamin keamanan dana kita adalah adanya rekening yang terpisah antara rekening nasabah/investor dengan rekening perusahaan. Jadi seandainya perusahaan sekuritas tersebut bangkrut atau bermasalah maka dana kita masih bisa ditarik karena berada di rekening yang berbeda.

Persyaratan yang harus dilengkapi untuk membuka rekening di perusahaan sekuritas selain harus memiliki dana setoran minimal juga cukup mudah yaitu :
- Mengisi form aplikasi di atas materai
- Menyerahkan copy rekening bank, copy KTP dan NPWP.

Dengan memilih sekuritas yang memiliki track record yang bagus ditunjang dengan fasilitas yang memadai maka kita dapat berinvestasi di pasar modal dengan nyaman.

Selamat berinvestasi.....


Minggu, 14 Agustus 2011

Reuni

Lebaran masih dua minggu lagi...tapi "hawa"nya udah mulai terasa. Jauh-jauh hari jadwal acara rutinitas yang akan mengiringi suasana lebaran udah mulai disusun selain sungkeman meminta ampunan  kepada orang tua tentunya. Mulai dari kapan jadwal berangkat mudik, naik apa, lebaran hari pertama di rumah mertua dulu atau rumah orang tua sendiri, hari kedua ke rumah saudara, hari ketiga reuni teman SMA, hari keempat halal bihalal keluarga besar isteri/suami, hari kelima reuni temen kuliah...dan masih banyak acara lain yang harus disusun memanfaatkan pendeknya waktu liburan hari raya. Bagi yang mudiknya deket mungkin gak akan terasa, tapi bagi yang harus menempuh puluhan jam dengan kendaraan maka waktu seminggu lebaran terasa masih kurang. 

Dari beberapa kali lebaran yang telah kita lewati, ada satu momen yang saya lihat mulai ada kecenderungan meningkat tiap kali lebaran yaitu acara "reuni" atau kumpul bareng konco-konco lawas, bisa reuni temen eks SMP, SMA, kuliah atau reuni temen sepermainan atau satu komonitas...Bungkusnya bisa macem2 ada yang diberi judul reuni akbar, temu kangen, reuni "perak" karena udah 25 tahun, atau reuni "emas" kayak orang nikah aja...hehehe....
Banyak kejadian lucu atau mengharukan saat bertemu kembali dengan teman lama. Perubahan fisik itu yang jelas, teman-teman yang dulunya badannya masih kurus culun dan cungkring, sekarang sudah menjadi lebih "berbobot"...hehehe.... yang dulunya rambut kribo atau gondrong sekarang rambutnya udah males tumbuh atau udah banyak yang meninggalkan dunia hitam alias rambut berubah warna jadi putih, yang dulunya badung nakal bin jahil sekarang sudah tampil dengan alim yang tentunya bikin terkaget-kaget orang yang mengenalnya.....banyak yang sudah berubah seiring dengan berlalunya waktu. Kenangan masa-masa remaja saat masih berkumpul dulu kembali diceritakan dengan gelak tawa dan canda. Dari acara reuni itulah bisa muncul beraneka kegiatan sosial, bisnis atau kegiatan yang bermanfaat lainnya yang menunjukkan bahwa reuni tidak hanya sekedar bertemu kumpul-kumpul ngobrol sana sini.

Suasana seperti itulah yang membuat orang kepingin lagi ketemu dan merencanakan kembali untuk mengadakan reuni. Kecenderungan tersebut tidak terlepas dari maraknya teknologi jejaring sosial seperti facebook, twitter atau yang lainnya karena makin memudahkan untuk berinteraksi merencanakan reuni. Dulu mungkin orang akan kesulitan pada saat harus mengumpulkan orang atau mengundang mereka dalam suatu acara atau kesulitan saat melacak alamat teman, tapi saat ini hanya posting di facebook bisa tersiar dengan cepat.

Mungkin ada juga yang menganggap reuni adalah ajang untuk unjuk diri atau ajang "pamer" keberhasilan setelah sekian puluh tahun berusaha dengan tetesan keringat yang tidak sedikit sehingga begitu ada ajang reuni maka itulah kesempatan untuk pamer keberhasilan kepada teman. Tapi kayaknya gak banyak yang niatnya reuni seperti ini walaupun tidak bisa dipungkiri pasti ada saja orang yang punya pikiran seperti ini. Semuanya berpulang kepada pribadi masing-masing . Namun tentunya akan lebih bermakna jika reuni dilandasi dengan niatan untuk silaturahmi atau mempererat kembali persaudaraan atau interaksi yang sudah sekian tahun terputus bukan untuk niatan tidak baik yang lain. Apa yang telah terjadi di masa lalu janganlah menjadi pemberat untuk melangkahkan kaki karena kesempatan bertemu pada saat bereuni adalah kesempatan untuk memperbaiki atau memaafkan kesalahan yang terjadi.


Minggu, 07 Agustus 2011

Tetaplah ridho walaupun tangan menggenggam bara

Dering suara hape memecah kehenngan malam, ternyata telepon dari sahabat lamaku yang sudah kuanggap saudara karena kami sudah berteman dari kecil, sekolahpun kami satu sekolah hanya berbeda waktu kuliah. Setelah saya menikah dan pindah ke Jakarta, tali silaturahmi kami tidak pernah putus, hampir setiap hari kami selalu berkirim kabar, ngobrol dari masalah yang ringan dan yang lucu sampai masalah pribadi. Hape kuangkat dan dari seberang sana terdengan suara yang tidak seperti biasanya, dia yang biasa ceria dengan cerita yang mengundang gelak tawa kami berdua, kali ini terdengar lemas dan lirih nyaris tidak terdengar..."Mbak...aku di rumah sakit, aku keguguran...". Saya kaget karena baru beberapa minggu kemarin dia bercerita dengan gembiranya telah hamil setelah sekian tahun belum dikarunia anak. Doa dan berbagai upaya telah dia lakukan bersama suami untuk memperoleh momongan, cara medis dari dokter di Indonesia maupun di luar negeri serta pengobatan alternatif telah mereka coba. Doa dan usaha mereka baru dijawab oleh Allah SWT setelah hampir 11 tahun pernikahan mereka dengan kehamilan sahabat saya tersebut. Namun ternyata cobaan belum berhenti, dia belum diberi kesempatan untuk diberi titipan seorang buah hati pernikahan mereka .


Saya teringat dengan kisah di buku La Tahzan karya Dr.'Aidh al-Qarni yang menceritakan tentang seseorang kaya raya dari Bani 'Abs yang keluar rumah berhari-hari hanya untuk mencari untanya yang hilang. Dia tinggalkan anak, isteri dan kerabatnya di rumah mewah di lembah di tepian sungai daerah Bani 'Abs yang tidak pernah terpikirkan kalau bencana bisa datang kapanpun. Dan bencana itupun datang. Allah mengirimkan air bah yang menerjang bukit dan apapun yang dilewatinya termasuk rumah dan keluarganya. Semuanya habis tidak berbekas.


Setelah berhasil menemukan untanya dia kembali ke lembah tempat tinggalnya dan betapa terkejutnya karena tidak ada satupun yang pernah dimilikinya baik anak, isteri, keluarga maupun hartanya yang dia temukan, semuanya musnah. Sungguh suatu musibah yang menghancurkan. Tidak berhenti sampai disitu, unta yang berhasil dia temukan lepas begitu saja, dia kejar untanya namun justru dia ditendan dan mengenai matanya hingga buta. Dia berteriak kesakitan dan berharap ada orang yang menolongnya untuk membawanya ke tempat yang teduh. Setelah beberapa hari ada seorang pedagang yang kebetulan lewat dan menolongnya membawa kepada Khalifah di Damaskus. Orang inipun menceritakan semua kejadian yang menimpa dirinya. Khalifah itupun bertanya : "Lalu bagaimana sikapmu.....?". Jawab si Bapak : "Saya ridho kepada Allah..". Sebuah kalimat yang sangat agung.


Ridho atau ikhlas adalah sesuatu yang tidak semua orang bisa menerimanya atau menjalaninya. Kita mungkin bisa dengan mudah melafalkannya karena keadaan yang membuat kita harus berkata ridho dalam arti hanya sekedar lisan yang terucap. Tetapi ridho yang benar-benar keluar dari hati sehingga mempengaruhi tindakan kita yang mendukung "rasa" ridho tersebut, bukanlah perkara yang mudah. Hanya dengan berlandaskan iman kita bisa menciptakan atau menimbulkan "rasa" ridho tadi. Iman bahwa semua kejadian atau peristiwa yang menimpa kita adalah kehendak Yang Maha Kuasa, iman bahwa semua yang kita jalani sudah diatur oleh Allah SWT, iman bahwa semua kejadian pasti ada hikmah yang tersembunyi.


Kita sering menyaksikan peristiwa bencana alam, musibah atau kecelakaan yang merenggut jiwa, harta maupun mengalami sendiri cobaan yang ringan sampai berat, namun ternyata masih banyak yang belum bisa menerima kenyataan pahit tersebut. Dengan menimbulkan rasa ridho di hati kita yang benar-benar keluar dari lubuk hati, Insya Allah sepahit apapun semua cobaan maupun ujian yang kita hadapi bisa lebih ringan kita lalui.


Untuk sahabat dan saudaraku, semoga tetap tabah menjalani segala cobaan dan ujian hidup ini. Percayalah kesedihan itu tidak akan abadi seperti juga kesenangan tidak akan lestari.


Sumber Inspirasi : La Tahzan

Sabtu, 06 Agustus 2011

Investor atau traderkah anda?

Selama ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa berinvestasi di bursa saham merupakan sebuah permainan karena keuntungan yang diperoleh suatu saat bisa sedemikian besar namun dalam waktu sekejap dapat berubah menjadi kerugian yang besar pula. Masih banyak opini masyarakat yang tidak menganggap sebagai suatu kegiatan bisnis atau kegiatan perdagangan, makanya masih sering kita dengar istilah “main saham” untuk menamai kegiatan investasi saham ini. Bahkan orang yang sudah terjun ke bursa saham-pun masih banyak yang menggunakan istilah “main saham” ini.  Orang yang sedang menjalankan bisnisnya tentu akan berusaha dengan segala upaya dan bersungguh-sungguh agar bisnisnya berjalan dan memperoleh keuntungan yang maksimal. Dia akan mempertimbangkan segala sesuatunya dan mengawasi dengan ketat setiap rupiah yang dikeluarkan. Tentu beda perlakuannya jika dia hanya menganggap bisnisnya sebagai sebuah permainan, hasilnya nanti juga akan menjadi main-main alias tidak maksimal. Mind set inilah yang harus diubah.
Sebelum masuk ke bursa saham seseorang yang mau  berinvestasi di pasar saham sebaiknya menentukan style yang cocok yaitu sebagai investor atau trader agar tidak bingung saat sudah terjun di bursa. Style atau karakter orang tentu berbeda-beda. Orang yang bertipe agresif, menyukai tantangan, menyukai permainan atau pekerjaan yang memacu adrenalin, tidak sabaran, maunya yang serba cepat karena mempunyai prinsip kalau sesuatu bisa diselesaikan sekarang kenapa harus ditunda-tunda, tentu akan berbeda style-nya dengan orang yang suka cari aman, sabar, tidak agresif, punya prinsip “slow but sure” atau “alon-alon waton kelakon” kata orang jawa yang artinya pelan-pelan asal terlaksana. Kalo orang dengan style seperti ini prinsipnya kebalikan dengan orang dengan style agresif yaitu kalau bisa ditunda kenapa harus diselesaikan sekarang...hehehe....Dua style tersebut adalah contoh ekstrimnya, ada juga orang dengan type kombinasi antara keduanya. Style atau kepribadian orang tersebut akan berpengaruh terhadap  cara dia bekerja, berinteraksi dengan orang lain, cara dia menyelesaikan suatu pekerjaan dsb. Demikian juga dalam menjalankan aktivitas bisnis saham di bursa, seseorang akan lebih nyaman apabila menyesuaikan cara dia bertransaksi dengan style yang dimiliki.
Investor dan trader merupakan pelaku perdagangan di bursa saham. Mereka sama-sama mencari keuntungan di bursa. Yang membedakan keduanya antara lain :
1.   Rentang waktu (time frame).
Investor mempunyai rentang waktu yang lebih panjang daripada trader dalam menyimpan portofolio investasinya. Investor bisa menyimpan saham yang dimiliki dalam waktu bulanan, tahunan bahkan sampai seumur hidup sebagai warisan ke anak cucunya. Investor lebih melihat kepada kinerja atau pertumbuhan laba perusahaan yang sahamnya mereka beli. Investor baru akan melepas sahamnya jika melihat kinerja perusahaan tersebut turun atau tidak sesuai harapan.   
Trader lebih pendek dalam memegang sahamnya bisa dalam hitungan menit, jam atau hari tergantung pergerakan harga saham yang mereka pantau. Mereka lebih melihat pada fluktuasi harga yang terjadi sebagai dasar untuk melakukan aksi beli/jual.
2.   Pertimbangan masuk/keluar pasar.
Investor sebelum membeli saham suatu perusahaan akan menilai kondisi makro terlebih dahulu seperti kondisi perekonomian dunia, kondisi pasar dari komoditi perusahaan yang bersangkutan, peraturan atau kebijakan pemerintah yang berpengaruh terhadap industri dsb. Kemudian penilaian kepada industri perusahaan tersebut baru kemudian analisa terhadap fundamental perusahaan, kinerja keuangan, manajemen, produk, pemasaran dsb. Fundamental perusahaan bisa diliat dari tingkat ROA,ROE, NPM, OPM, DER maupun rasio keuangan lainnya.  Investor mempunyai prinsip mereka akan membeli perusahaan bukan hanya sekedar membeli saham sehingga penilaiannya harus benar-benar ketat. Begitu juga pertimbangan untuk melepas saham, investor akan berpegang kepada hal-hal tersebut. Jika dinilai kinerjanya sudah tidak mendukung/menurun maka investor akan melepas saham tersebut.
Trader akan keluar masuk pasar berdasarkan pergerakan harga saham dengan menggunakan alat analisa teknikal seperti moving average, MACD, RSI, Bolinger Band, Stochastic  dll.  Trader ini sangat terpengaruh kepada fluktuasi harga yang terjadi seperti saat terjadi penurunan  IHSG tanggal 5 Agustus 2011 kemarin yang mencapai minus 4,86 %, mereka beramai-ramai menjual sahamnya karena tekanan harga yang cukup besar tersebut. Namun penurunan tersebut tidak berdampak terlalu besar bagi investor, mereka justru menunggu untuk masuk lagi karena harga saham sudah banyak yang undervalue
3.   Dividen vs Capital Gain.
Investor lebih mengincar dividen sebagai pendapatan utama atas investasi mereka sehingga perusahaan yang mempunyai kinerja yang bagus ditambah dengan dividen pay out rasio yang tinggi akan menjadi incaran para investor. Berbeda dengan para trader, mereka menginginkan capital gain yaitu selisih harga beli dengan harga jual sehingga begitu kesempatan tersebut muncul mereka akan segera merealisasikannya.
Setelah mengetahui dan menetapkan posisi anda apakah sebagai investor, trader atau kombinasi keduanya dalam bisnis saham, bagaimana cara mengaplikasikannya di pasar saham..? Strategi yang bisa anda pakai adalah dengan membagi portofolio investasi anda misalnya dengan rasio 80:20 yaitu 80% dana digunakan untuk investasi sedangkan 20% untuk trading, atau bisa juga 70:30  semuanya tergantung anda.  
Tentunya anda bertanya mana yang akan lebih banyak menghasilkan keuntungan.....? sebagai investor atau trader...? Keduanya bisa sama-sama menghasilkan keuntungan yang maksimal dengan syarat dilakukan dengan disiplin dan manajemen uang yang tepat.
Selamat berinvestasi........

Rabu, 03 Agustus 2011

Lika-Liku Dividen Saham

Para pemegang saham suatu perusahaan tentunya ingin mendapatkan imbal hasil atas duit yang telah ditanamkan di perusahaan tersebut. Hasil investasi yang diperoleh oleh pemegang saham yaitu berupa dividen atau bagian laba perusahaan yang dibayarkan langsung oleh perusahaan kepada pemegang saham. Selain keuntungan yang diperoleh dari pembagian dividen, pemegang saham untuk perusahaan yang listing di bursa juga dapat mendapatkan gain dengan cara memperjualbelikan sahamnya di bursa. Gain diperoleh dari selisih harga beli dengan harga jual saham tersebut.
Dividen diambil dari laba bersih yang besarannya ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Namun tidak semua laba bersih akan dibagikan kepada pemegang saham. Apabila perusahaan masih mempunyai Saldo Laba / Retained Earning negatif (defisit) maka laba bersih tersebut akan digunakan untuk menutup defisit tersebut terlebih dahulu.  Dimana kita bisa mengetahui Saldo Laba yang negatif di dalam suatu laporan keuangan?.... Coba anda cek Neraca di bagian Ekuitas/Equity akan terdapat Saldo Laba yang terdiri dari 1) Saldo Laba Ditentukan Penggunaannya dan 2) Saldo Laba Belum Ditentukan Penggunaannya.  Jumlah dari 1) dan 2) apabila negatif maka perusahaan tersebut dinyatakan defisit dan jangan terlalu berharap anda akan mendapat bagian labanya walaupun dalam tahun tersebut perusahaan memperoleh laba. Tentunya anda masih ingat beberapa bulan yang lalu beberapa perusahaan seperti KBLI, ADMG,BRPT, BNBR dll berencana melakukan Kuasi Reorganisasi yang tujuannya adalah menghilangkan defisit agar bisa bergerak lebih lincah karena struktur keuangannya menjadi lebih baik sehingga perusahaan menjadi bankable untuk memperoleh pinjaman dari bank dan menarik bagi investor karena akan bisa membayar dividen. 
Dividen dapat dibayarkan dalam bentuk uang tunai (Cash Dividen) atau dalam bentuk saham (Stock Dividen). Pembayaran cash dividen dilakukan secara langsung oleh perusahaan ke rekening pemegang saham pada tanggal pembayaran yang telah ditetapkan. Sedangkan stock dividen akan menambah jumlah kepemilikan saham dari pemegang saham di perusahaan tersebut.   
Berdasarkan waktu pembayaran dibedakan menjadi dua yaitu dividen interim dan dividen final. Dividen interim adalah dividen yang dibayarkan pada tahun berjalan atau sebelum tahun buku berakhir. Misalnya PT  AKR Corpindo (AKRA) bulan Juli 2011 kemarin mengumumkan akan membayarkan dividen interim sebesar Rp200/lembar saham. Artinya AKRA akan membayarkan terlebih dahulu dividen atas laba tahun buku 2011. Nanti setelah terbit Laporan keuangan Audited Tahun Buku 2011 baru bisa diketahui berapa laba bersihnya dan RUPS akan menetapkan berapa dividen final yang akan dibagi. Dividen yang akan dibagi pada tahun 2012 adalah sebesar dividen final (sesuai keputusan RUPS) dikurangi dividen interim yang telah dibayarkan pada tahun 2011.
Dalam pembayaran dividen ada jadual yang harus diperhatikan pemegang saham agar tidak ketinggalan informasi untuk mendapatkan dividen yaitu :
1.  Cum Dividen.
Yaitu tanggal perdagangan bursa yang memuat dividen atau tanggal terakhir bursa di mana pemegang saham masih memiliki hak atas kepemilikan saham. Artinya investor yang berhak mendapatkan dividen adalah yang masih memegang saham sampai dengan tanggal cum. Bagaimana kalo saham saya jual pada tanggal cum satu menit sebelum bursa tutup? Apakah masih dapat dividen? Tentu saja anda sudah tidak berhak memperoleh dividen karena berarti pada saat tanggal perdagangan bursa terakhir (cum date) anda sudah tidak lagi mempunyai saham tersebut.
2.   Ex-Dividen.
Yaitu satu hari kerja bursa setelah Cum dan merupakan hari pertama di mana hak atas kepemilikan saham sudah kadaluwarsa. Artinya anda yang membeli saham pada tanggal ex-dividen sudah tidak berhak lagi mendapatkan dividen. Tapi bagi anda yang sudah memiliki saham sebelumnya dan masih anda pegang sampai tanggal cum maka anda bisa menjualnya pada tanggal ex-dividen dan anda akan tetap memperoleh dividen.
3.   Tanggal Pencatatan (Recording Date)
Yaitu tanggal Penentuan Pemegang Saham yang berhak mendapat dividen tunai di dalam rekening Efek
4.   Tanggal Pembayaran.
Yaitu tanggal dividen anda dibayarkan oleh emiten yang bersangkutan.
Investor maupun trader tentunya menginginkan untuk memperoleh dividen yang besar sehingga mereka beramai-ramai memburu emiten yang berencana membagi dividen tersebut. Oleh karena itu banyak terjadi harga saham emiten yang akan membagi dividen akan naik cukup tinggi karena didorong permintaan yang besar akan saham tersebut. Namun tidak semua moment pembagian dividen akan mengerek harga, beberapa saham justru menurun harganya menjelang pembagian dividen. Kenapa bisa terjadi..? Kemungkinan pertama adalah besaran dividen yang tidak sesuai dengan pridiksi pasar (investor/trader) yaitu nilainya sangat kecil. Kemungkinan kedua harganya sedang dipermainkan oleh bandar dengan mengguyur harga saham sehingga trader yang hanya menginginkan dividen dan masuk pada saat harga sudah bergerak tinggi akan melempar sahamnya dijual di harga yang lebih rendah karena khawatir harganya semakin turun sehingga bisa ditampung oleh bandar di harga rendah. Lagi-lagi bandar yang untung......
Kenapa harga saham setelah cum dividen turun?....... Secara teori harga saham setelah cum dividen akan turun sebesar jumlah dividennya karena bagi emiten yang membagi dividen berarti ada cash keluar alias duit perusahaan berkurang. Bagi investor yang bertujuan memegang saham untuk jangka panjang mungkin gak akan terlalu peduli dengan penurunan tersebut namun bagi trader bisa itung-itungan mau tetap hold atau lepas setelah cum yaitu dengan memperkirakan apakah penurunan harganya lebih besar dari dividen yang diperoleh. Namun bagi pemegang saham dengan fundamental yang bagus tidak perlu risau karena penurunannya biasanya bersifat sementara dan harga saham akan kembali bergerak naik.
Momen pembagian dividen merupakan saat yang ditunggu-tunggu oleh investor maupun trader, namun kita tetap harus memperhatikan tanggal-tanggalnya terutama cum dan ex dividennya, jangan sampai kita gigit jari karena ketinggalan kereta.
Selamat berinvestasi........

Minggu, 31 Juli 2011

Keteladanan seorang lelaki rembulan

Pak Ida namanya, seperti nama seorang perempuan memang, tapi Pak Ida adalah laki-laki renta yang telah mengarungi pahit getirnya kehidupan di dunia ini selama lebih dari 75 tahun. Dia menjalani kehidupan yang keras ini dalam kesendirian karena dia hidup tanpa isteri maupun sanak saudara yang seharusnya mengelilingi dan menemaninya di usianya yang telah senja. Pak Ida memang tidak pernah menikah sampai umur merambati tubuhnya yang kian renta dimakan waktu. Orangnya kecil dengan guratan garis wajah yang menunjukkan lamanya waktu yang telah menemaninya. Sabar, ramah dan senang cerita terutama kepada anak-anak maupun orang yang ditemuinya. Pak Ida tinggal sebatang kara di rumah sederhana di kampung yang bersebelahan dengan komplek perumahan saya. Meminjam itilah dalam lyrik lagu Franky Sahilatua, lelaki dan rembulan, Pak Ida adalah seorang lelaki rembulan yang hanya diam seribu bahasa dalam memandang kesendiriannya. Dia tetap tegar menjalani hidup dengan kesederhanaannya, dia jalani kehidupannya dengan ikhlas.
Setiap pagi, dengan langkah perlahan karena kaki-kakinya sudah tidak sekuat dan seperkasa saat masih muda dulu, Pak Ida selalu melewati depan rumah sambil membawa alat musik gesek tradisional dan memainkan lagu-lagu sunda atau lagu daerah lainnya menuju ke “tempat kerjanya” di pasar dekat rumah. Dia memang tidak mempunyai pekerjaan tetap untuk  sekedar membeli makanan untuk mengganjal perut setiap hari, oleh karena itu dia “mengamen” atau lebih tepatnya melakukan “road show” dengan alat musiknya.  Pak Ida tidak pernah berhenti di depan rumah orang untuk mengharapkan si empunya rumah memberikan uang receh seperti pengamen “tradisional” pada umumnya.  Pak Ida justru melakukan “road show” kepiawaiannya memainkan alat gesek dengan berjalan di gang-gang perumahan tidak peduli apakah orang akan memberi uang atau tidak......Dia berjalan dan terus berjalan menuju ke “kantornya” sambil menikmati alunan musik yang dia mainkan sendiri dan hanya berhenti jika ada yang memanggilnya untuk diberi sekedar uang receh sebagai pengganti suara merdu alat musiknya yang telah dimainkannya atau berhenti di pos kamling untuk menghilangkan rasa capek. Dan begitu uang pengganti telah diterimanya, maka doa keselamatan, kesejahteraan dan kemudahan rizqi akan keluar dari mulutnya dipersembahkan kepada orang yang telah memberikan dia uang sekedarnya tadi.
Satu hal lagi yang membuat Pak Ida menjadi manusia yang “berbeda” dari orang lain adalah sikapnya yang masih mau memberikan uang hasil jerih payahnya kepada orang lain yang lebih membutuhkan. Saya yakin tidak banyak orang yang sanggup untuk berbuat seperti yang Pak Ida lakukan....jangankan dalam kondisi tidak punya dan serba kekurangan, dengan kondisi yang bergelimpangan harta kekayaan dan serba berkecukupan-pun masih ada orang yang tidak rela untuk berbagi.
Tiga hari yang lalu saya mempunyai keinginan untuk berbincang-bincang dengan Pak Ida. Saya merencanakan akan mencegat Pak ida di hari Sabtu di depan rumah karena  saya ingin mengetahui lebih dalam mengenai sosok bapak tua satu ini. Namun rencana tinggallah rencana, sabtu pagi tadi bibi pembantu saya yang kebetulan tetangga Pak Ida menyampaikan berita kalau Pak Ida sudah pergi menghadap kepada Sang Khalik pada hari Jum’at kemarin......... Innalillahi Wainailaihi Rojiun.
Selamat jalan Pak Ida .................

Sabtu, 30 Juli 2011

Ooo..begitu 'caranya'...

Suatu hari, saya berkesempatan 'pulang bareng' dengan atasan saya dan teman saya. Tentu saja dengan pak sopir, secara tidak ada satupun dari kami yang bisa 'bawa' mobil.
Setelah mobil datang di hadapan, tibalah saat untuk mengatur posisi duduk. Saat itu, atasan dan teman saya sibuk memasukkan barang ke bagasi dan saya dengan cueknya masuk ke dalam mobil terlebih dulu dan duduk dibelakang sopir. Dalam pikiran saya, atasan saya akan duduk di samping sopir, dan teman saya duduk disamping saya. Bagi saya, yang biasa duduk di samping sopir adalah orang yang 'di-tua-kan' karena tempat duduknya lebih nyaman.. Tapi ternyata, setelah selesai membereskan barang2 di bagasi, atasan saya menuju pintu tempat duduk di samping saya. Setelah membuka pintu, dan melihat saya sudah duduk 'dengan manis' di belakang sopir, atasan saya berkata 'oh..saya di depan ya?'. Dan saya menjawab 'iya dong,pak, masa di belakang..'

Setibanya di Jakarta, saya bertemu teman karib dan bercerita banyak, termasuk perjalanan menuju Jakarta. Saat saya cerita tentang 'posisi duduk' di dalam mobil itu, dia berkomentar 'Btw,pernah ngamati tidak saat panglima polisi dan ajudannya masuk mobil, posisi duduk mereka seperti apa?'
Saya menjawab 'eh..ngga tuh.. Memang kenapa?'
Dia jawab 'Biasanya, ajudan akan mempersilakan panglima masuk ke dalam mobil duluan, baru dia masuk. Si ajudan duduk di samping sopir, orang yg paling dihormati duduk di belakangnya, bukan di belakang sopir. Jika ada orang lain lagi, dia akan duduk di belakang sopir..'
Dan ini dianggap hal yang berlaku umum.
Lalu saya bertanya 'kenapa begitu?'
Teman saya menjelaskan 'mungkin karena tempat duduk itu dianggap paling aman.. Kalo terjadi kecelakaan, yang paling terancam kan yang duduk di depan dan di belakang sopir.. Begitu..'
Lalu saya berkomentar 'O..saya kira biar gampang klo mau turun duluan di pinggir jalan..' Hahaha..
Maklum..secara saya suka nebeng mobil orang, pengaturan posisi duduk biasanya berdasarkan 'siapa yang akan turun duluan'. Belum lagi tingkah 'pecicilan' saat naek motor,dan berpapasan dengan mobil bagus, biasanya momen ini dijadikan sarana 'tebak2an menjaga jiwa muda dan ajang cuci mata' bagi saya dan teman saya. Biasanya kami tebak2an, apakah 'pembawa mobil', itu sopir atau pemilik mobil (daripada stres berpanas2an di jalan raya, kayaknya ini bisa membuat kami menikmati momen yang ada hehehe). Dan kunci jawabannya selalu 'kalo ganteng dan keren, berarti dia pemilik mobil, kalo ga ganteng or keren ya sopirnya'.. Saya menganggap, dari kami bertiga saat pulang kemarin, yang paling pantas jadi pemilik mobil ya atasan saya itu hahaha..

Perbincangan kami tentang 'etiket' terus berlanjut. Saya baru mengetahui bahwa etiket naik atau turun tangga adalah pria di depan dan wanita di belakang. Alasannya, saat naik tangga mata pria akan lebih terjaga jika wanita ada di belakang, dan wanita akan lebih aman saat turun tangga jika pria ada di depan (jika wanita itu terjatuh, ada yang jadi 'bantal' hihihi..)
Kebetulan teman saya itu cukup sering ke luar negeri. Dia bercerita bahwa budaya tiap daerah berbeda, dan kita perlu tau 'Do-es and Don't-s' suatu daerah sebelum kita datang ke tempat tersebut (selain tempat apa yang wajib kunjung dan makanan yang layak dicoba pastinya hehehe..). Hal ini perlu diketahui supaya kita tidak salah bersikap, dan sesuai dengan 'cara' mereka. Jadi, saat kita mutasi ke daerah lain atau ke luar negeri, perlu dicari tau dulu info apa yg 'boleh dan tidak boleh dilakukan' di tempat tersebut.

Hari ini saya bahagia..salah satunya karena 'belajar' hal baru. Saya jadi teringat kisah yang pernah saya baca tentang manusia yang berteman dengan beruang. Dalam cerita tersebut dikisahkan seorang manusia yang 'mau' berteman dengan beruang karena dia memiliki 'kasih sayang' yang luar biasa besar. Dan beruang pun sayang dengan teman barunya itu karena dia merasa sangat beruntung memiliki teman seorang manusia, makhluk yang dianggap lebih baik darinya. Suatu hari, si manusia itu tidur siang, dan beruang menjaganya dengan sangat sigap dan perhatian. Sialnya, ada lalat yang terbang dan hinggap di wajah manusia itu. Si beruang berupaya mengusir lalat itu, namun si lalat sepertinya 'ingin bermain' dengan beruang. Akhirnya si beruang berpikir 'dia harus kubunuh karena sudah keterlaluan mengganggu temanku yg sedang tidur'. Dan beruang pun 'menggaplak' dengan keras lalat yang menempel di wajah sahabatnya. Akhirnya, lalat pun tewas, begitu pula sahabatnya..

Dulu, saya mengartikan cerita itu bahwa saya perlu berhati2 memilih teman (secara tidak langsung hal ini berarti saya memposisikan diri saya sebagai 'manusia' dalam cerita itu, 'makhluk yang dianggap lebih baik' hahaha..sombongnya saya!).
Sekarang, saya mengartikan cerita tersebut bahwa 'cara' untuk menunjukan 'rasa' sangat penting. Rasa hormat kita, perlu diungkapkan dengan 'cara' yang tepat.

Bersama cerita panjang kali ini, saya ingin menyampaikan permohonan maaf kepada atasan saya atas cara saya menghormati beliau yang mungkin kurang lazim. Tanpa mengurangi rasa hormat, saya mempersilakan beliau untuk duduk di depan karena saya 'menuakan' beliau..
Selain itu saya ingin berterima kasih pada teman saya yang telah mengingatkan saya dan membantu saya mempelajari hal ini..

Dan pastinya, untukmu Tuhan, saya bersyukur telah diberi masa lalu yang berharga, sahabat2 yang menemani dan membantu saya 'belajar' dan hati serta jiwa yang selalu (berusaha) semangat. Semoga Tuhan mendekatkan hati-hati kita, membuat kita mengerti 'makna' di balik 'cara' dari sebuah peristiwa.
Happy Ramadhan, mohon maaf lahir batin, semoga pembelajaran di bulan suci membuat kita semakin ber-'arti'. Amiinn.

Kamis, 28 Juli 2011

Langkah awal yang menentukan

Ibarat seorang prajurit  yang akan melangkahkan kaki pertama kali di medan pertempuran, seorang calon investor/trader harus mempersiapkan peralatan perangnya sebelum terjun ke pertempuran. Apa yang harus dipersiapkan?...yang utama adalah skill atau pengetahuannya.  Banyak para investor yang langsung masuk ke bursa tanpa modal pengetahuan sama sekali, mereka hanya mengikuti orang lain atau bahkan modal nekad membeli saham yang ternyata harganya sudah terlalu tinggi. Maka golongan investor yang seperti inilah yang tidak bisa bertahan lama di bursa karena modalnya habis di gulung ganasnya pertempuran.
Langkah yang sebaiknya dilakukan seorang calon investor adalah :
1.       Mempelajari dasar-dasar atau seluk beluk tentang saham.
Kan nggak lucu kalau kita bisnis tapi nggak ngerti apa yang kita jual/beli, bagaimana cara jualnya atau belinya, bagaimana cara bayarnya dan sebagainya...hehehe. intinya kita ngerti teorinya dulu, baru praktek. Banyak buku2 yang bisa kita jadikan referensi.
2.       Memilih broker atau sekuritas.
Pilih sekuritas yang memiliki fee jual/beli yang murah karena masing-masing sekuritas menawarkan fee yang berbeda-beda, perhatikan apakah terdapat minimum fee atau tidak. Kelengkapan fasilitas yang disediakan seperti adanya fasilitas On Line Trading (OLT) yang memungkinkan transaksi dilakukan langsung via internet tanpa harus repot-repot telpon brokernya. Dari sisi waktu akan lebih efisien pakai OLT, coba aja bayangkan kita pingin order beli ternyata brokernya sedang telpon atau sedang ke kamar mandi.....wah harga udah terlanjut naik hilang sudah kesempatan dapat harga yang bagus. Perhatikan juga minimal deposit yang harus disediakan tentunya disesuaikan dengan isi kantong kita.
3.       Tetapkan posisi sebagai investor atau trader.
Hal ini penting karena mempunyai perbedaan yang sangat mendasar dan mempengaruhi style dalam bertransaksi. Perbedaannya antara lain dari sisi time frame/jangka waktu. Investor lebih lama dalam menyimpan sahamnya bisa tahunan dengan orientasi pada perolehan dividen selain gain. Sedangkan trader bisa dalam hitungan jam,harian atau  mingguan udah langsung melepas sahamnya begitu memperoleh gain. Investor lebih menilai sisi fundamental perusahaan , trader lebih ke analisa teknikal memanfaatkan pergerakan harga.
4.       Memilih saham yang akan kita investasikan.
Langkah ini adalah inti dari bisnis saham karena akan menentukan profit/loss yang akan kita peroleh. Kalo salah pilih saham bukannya gain yang kita peroleh tapi justru loss yang dapet. Dari ratusan saham yang listing di BEJ, tidak semua layak dikoleksi untuk mengisi keranjang investasi kita. Pilih saham perusahaan yang mempunyai pertumbuhan kinerja yang bagus yg ditunjukkan oleh peningkatan Asset, Pendapatan, Laba Usaha maupun Laba Bersihnya. Lihat juga perkembangan Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Operating Margin (OM) maupun Net Profit Margin (NPM).  Usahakan mencari perusahaan dengan ROE, OM dan NPM lebih dari 20%, sedangkan ROA lebih dari  15%.
5.       Memilih timing yang tepat untuk masuk/keluar pasar.
Timing beli dilakukan jika market dalam kondisi jenuh jual yaitu orang sudah terlalu banyak yang menjual sahamnya sehingga harganya sudah berada di harga terendah. Timing jual dilakukan dalam kondisi jenuh beli. Penentuan timing tersebut dilakukan menggunakan analisa teknikal yang mengkombinasikan beberapa alat analisa.
Selamat melangkah ke dunia investasi......