Sabtu, 06 Agustus 2011

Investor atau traderkah anda?

Selama ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa berinvestasi di bursa saham merupakan sebuah permainan karena keuntungan yang diperoleh suatu saat bisa sedemikian besar namun dalam waktu sekejap dapat berubah menjadi kerugian yang besar pula. Masih banyak opini masyarakat yang tidak menganggap sebagai suatu kegiatan bisnis atau kegiatan perdagangan, makanya masih sering kita dengar istilah “main saham” untuk menamai kegiatan investasi saham ini. Bahkan orang yang sudah terjun ke bursa saham-pun masih banyak yang menggunakan istilah “main saham” ini.  Orang yang sedang menjalankan bisnisnya tentu akan berusaha dengan segala upaya dan bersungguh-sungguh agar bisnisnya berjalan dan memperoleh keuntungan yang maksimal. Dia akan mempertimbangkan segala sesuatunya dan mengawasi dengan ketat setiap rupiah yang dikeluarkan. Tentu beda perlakuannya jika dia hanya menganggap bisnisnya sebagai sebuah permainan, hasilnya nanti juga akan menjadi main-main alias tidak maksimal. Mind set inilah yang harus diubah.
Sebelum masuk ke bursa saham seseorang yang mau  berinvestasi di pasar saham sebaiknya menentukan style yang cocok yaitu sebagai investor atau trader agar tidak bingung saat sudah terjun di bursa. Style atau karakter orang tentu berbeda-beda. Orang yang bertipe agresif, menyukai tantangan, menyukai permainan atau pekerjaan yang memacu adrenalin, tidak sabaran, maunya yang serba cepat karena mempunyai prinsip kalau sesuatu bisa diselesaikan sekarang kenapa harus ditunda-tunda, tentu akan berbeda style-nya dengan orang yang suka cari aman, sabar, tidak agresif, punya prinsip “slow but sure” atau “alon-alon waton kelakon” kata orang jawa yang artinya pelan-pelan asal terlaksana. Kalo orang dengan style seperti ini prinsipnya kebalikan dengan orang dengan style agresif yaitu kalau bisa ditunda kenapa harus diselesaikan sekarang...hehehe....Dua style tersebut adalah contoh ekstrimnya, ada juga orang dengan type kombinasi antara keduanya. Style atau kepribadian orang tersebut akan berpengaruh terhadap  cara dia bekerja, berinteraksi dengan orang lain, cara dia menyelesaikan suatu pekerjaan dsb. Demikian juga dalam menjalankan aktivitas bisnis saham di bursa, seseorang akan lebih nyaman apabila menyesuaikan cara dia bertransaksi dengan style yang dimiliki.
Investor dan trader merupakan pelaku perdagangan di bursa saham. Mereka sama-sama mencari keuntungan di bursa. Yang membedakan keduanya antara lain :
1.   Rentang waktu (time frame).
Investor mempunyai rentang waktu yang lebih panjang daripada trader dalam menyimpan portofolio investasinya. Investor bisa menyimpan saham yang dimiliki dalam waktu bulanan, tahunan bahkan sampai seumur hidup sebagai warisan ke anak cucunya. Investor lebih melihat kepada kinerja atau pertumbuhan laba perusahaan yang sahamnya mereka beli. Investor baru akan melepas sahamnya jika melihat kinerja perusahaan tersebut turun atau tidak sesuai harapan.   
Trader lebih pendek dalam memegang sahamnya bisa dalam hitungan menit, jam atau hari tergantung pergerakan harga saham yang mereka pantau. Mereka lebih melihat pada fluktuasi harga yang terjadi sebagai dasar untuk melakukan aksi beli/jual.
2.   Pertimbangan masuk/keluar pasar.
Investor sebelum membeli saham suatu perusahaan akan menilai kondisi makro terlebih dahulu seperti kondisi perekonomian dunia, kondisi pasar dari komoditi perusahaan yang bersangkutan, peraturan atau kebijakan pemerintah yang berpengaruh terhadap industri dsb. Kemudian penilaian kepada industri perusahaan tersebut baru kemudian analisa terhadap fundamental perusahaan, kinerja keuangan, manajemen, produk, pemasaran dsb. Fundamental perusahaan bisa diliat dari tingkat ROA,ROE, NPM, OPM, DER maupun rasio keuangan lainnya.  Investor mempunyai prinsip mereka akan membeli perusahaan bukan hanya sekedar membeli saham sehingga penilaiannya harus benar-benar ketat. Begitu juga pertimbangan untuk melepas saham, investor akan berpegang kepada hal-hal tersebut. Jika dinilai kinerjanya sudah tidak mendukung/menurun maka investor akan melepas saham tersebut.
Trader akan keluar masuk pasar berdasarkan pergerakan harga saham dengan menggunakan alat analisa teknikal seperti moving average, MACD, RSI, Bolinger Band, Stochastic  dll.  Trader ini sangat terpengaruh kepada fluktuasi harga yang terjadi seperti saat terjadi penurunan  IHSG tanggal 5 Agustus 2011 kemarin yang mencapai minus 4,86 %, mereka beramai-ramai menjual sahamnya karena tekanan harga yang cukup besar tersebut. Namun penurunan tersebut tidak berdampak terlalu besar bagi investor, mereka justru menunggu untuk masuk lagi karena harga saham sudah banyak yang undervalue
3.   Dividen vs Capital Gain.
Investor lebih mengincar dividen sebagai pendapatan utama atas investasi mereka sehingga perusahaan yang mempunyai kinerja yang bagus ditambah dengan dividen pay out rasio yang tinggi akan menjadi incaran para investor. Berbeda dengan para trader, mereka menginginkan capital gain yaitu selisih harga beli dengan harga jual sehingga begitu kesempatan tersebut muncul mereka akan segera merealisasikannya.
Setelah mengetahui dan menetapkan posisi anda apakah sebagai investor, trader atau kombinasi keduanya dalam bisnis saham, bagaimana cara mengaplikasikannya di pasar saham..? Strategi yang bisa anda pakai adalah dengan membagi portofolio investasi anda misalnya dengan rasio 80:20 yaitu 80% dana digunakan untuk investasi sedangkan 20% untuk trading, atau bisa juga 70:30  semuanya tergantung anda.  
Tentunya anda bertanya mana yang akan lebih banyak menghasilkan keuntungan.....? sebagai investor atau trader...? Keduanya bisa sama-sama menghasilkan keuntungan yang maksimal dengan syarat dilakukan dengan disiplin dan manajemen uang yang tepat.
Selamat berinvestasi........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar