Sabtu, 22 Februari 2014

Serangan Jantung, Pasang Stent dan Operasi Bypass Jantung : Sebuah Pengalaman Hidup (Bagian Satu)

Penyakit jantung adalah suatu momok bagi siapapun yang mendengarnya, apalagi sampai mengalami yang namanya serangan jantung.. dunia serasa berhenti begitu kita divonis menderita penyakit jantung. Dan ternyata saya sendiri telah mengalaminya..lewat beberapa seri tulisan di blog ini, saya mencoba untuk sharing pengalaman karena 8proses mulai serangan jantung yang tanda-tandanya ternyata berbeda-beda, dipasang stent atau ring dan terakhir di by pass atau dibedah dadanya diganti pembuluh darah yang tersumbat di jantung dengan pembuluh darah baru yang diambil dari kaki dan tangan.....jadi cukup banyak pengalamanlah saya..hehehe....

Serangan jantung pertama saya alami pada bulan Januari 2007. Waktu itu sehabis naik bis jemputan kantor, begitu sampai di kantor dan berjalan ke ruangan saya yang hanya berjarak 50 meter, tiba-tiba saya gak bisa jalan, berjalan serasa orang habis berlari puluhan kilometer...saya cuma berpikir kenapa ini?..dengan bersusah payah setelah beberapa kali berhenti, akhirnya saya sampai juga ke ruangan. Pada serangan pertama ini tidak ada rasa pusing, mual atau sesak nafas..semuanya normal kecuali capek yang luar biasa tidak bisa berjalan. Akhirnya pagi itu juga saya dibawa ke rumah sakit Siloam Gleneagles Karawaci Tangerang dan untuk pertama kalinya saya mendengar vonis terkena serangan jantung. Reaksi saya  kaget gak percaya, takut, ngeri rasanya campur aduk begitu divonis kena serangan jantung karena waktu itu saya masih berusia 38 tahun...usia yang masih sangat muda jika dibandingkan ayah saya yang terkena serangan jantung di usia 52 tahun dan tidak tertolong....dan waktu perawatan di rumah sakitpun saya ternyata pasien yang paling ganteng karena paling muda...,hehehe...yang lain rata-rata udah pada pensiun dari pekerjaannya.

Setelah melewati serangkaian pemeriksaan maka diputuskan umtuk dilakukan Katerisasi untuk melihat tingkat penyumbatannya. Namun sebelum tindakan dilakukan dengan pertimbangan RS Siloam Glen Eagles Karawaci Tangerang belum menerima jaminan Askes maka atas keputusan istri, saya dipindah ke RS Jantung Harapan Kita (RSJHK) Jakarta.

Di RSJHK inilah saya ditangani oleh dr. Iwan Dakota, SpJP (K) yang saat ini menjabat sebagai Direktur Umum dan SDM RSJHK dan dilakukan Katerisasi yaitu tindakan pembedahan minor untuk melihat prosentase  penyempitan dan lokasi nya serta dapat juga langsung dipasang ring /stent. Disebut pembedahan minor karena memang pasien dalam kondisi sadar pada saat di operasi dan bisa melihat ke monitor yang memperlihatkan gambar proses pemasangan stent di pembuluh darah jantung kita. Kita juga bisa diajak komunikasi oleh dokter bedah dan malahan disuruh bilang apapun yang kita rasakan pada saat itu, baik rasa sesak, mual pusing atau apapun yang agak aneh kita rasakan karena akan membantu dokter. Jadi...anda tidak usah merasa takut jika dokter melakukan tindakan katerisasi karena kita tidak dibius total dan proses katerisasi inipun juga tidak terlalu lama, tidak lebih dari setengah jam...cepat sekali bukan?

Katerisaai dapat dilakukan melalui pembuluh darah di tangan (sama seperti tempat memasukkan jarum infus) dan satu lagi melalui pembuluh vena dipaha. Untuk kasus saya, katerisasi dilakukan dua kali, yang pertama melalui tangan untuk melihat tingkat penyumbatannya dan beberapa hari kemudian melalui paha untuk pemasangan stent. Pada kateriaasi pertama, ketahuan saya ada 3 penyumbatan, dan ada satu  yang udah lebih dari 80%, sedangkan 2 yang lain masih bisa diatasi dengan obat-obatan. Beberapa hari kemudian dilakukan katerisasi kedua untuk pemasangan satu stent. 

Yang tidak nyaman dari proses katerisasi justru setelah operasi selesai karena kita tidak boleh menggerakkan atau melipat kaki lebih kurang 8 jam dan jarum tempat katerisasi masih belum dicabut. Baru setelah itu jarum dilepas dan bekasnya dibebat dengan alat berbentuk kotak kecil untuk menutup bekas lubang jarum dan di plester. Kalau sekarang udah pakai alat khusus untuk menutup bekas kateter yang bisa disetel tingkat kekencangannya.

Dua hari berikutnya saya sudah diijinkan pulang dengan pesanan dari dokter  harus mengurangi makanan yang biasanya adalah favorit saya seperti gorengan, makanan bersantan dan berlemak...hehe..setelah operasi saya harus banyak makan sayuran dan berserat, harus mengurangi kelebihan berat badan sehingga nasi juga ditakar satu mangkuk kecil...oh iya kondisi saya waktu terkena serangan ini memang sangat "ideal" dengan kombinasi yang "mematikan" untuk terjadinya serangan jantung. Berat badan saya waktu itu mencapai rekor terberat yang pernah saya alami yaitu 105 kg , dengan tinggi 178 cm harusnya bobot ideal adalah 75 kg...jadi bisa anda bayangkan betapa gendutnya saya..hehe...cholesterol total 315 dari yang seharusnya cuma 200, tekanan darah 160/100.Jika anda saat ini mempunyai tanda-tanda vital yang udah menunjukkan alarm bahayaseperti overweight, tensi tinggi, kolesterol dll..maka sebaiknya lakukan medical cek up lengkap. Banyak orang yang enggan melakukan medical cek up karena khawatir kalau ternyata banyak penyakitnya...tapi justru dengan mengetahui lebih dini kondist6i badan kita maka kita bisa mengatasi lebih awal gejala penyakit kita.

Setelah pemasangan stent, saya masih belum merasakan nafas yang plong...atau lega dan saya merasa masih ada yang belum beres dengan jantung saya. Dan benar juga...6 bulan kemudian pada bulan Juni 2007, saya terkena serangan jantung lagi..dan serangan kedua ini lebih menyakitkan dan hampir merenggut nyawa saya. Sakit yang saya rasakan lebih hebat dari yang pertama yaitu rasa keram didada kiri yang menjalar, sampai ke punggung belakang seperti ditusuk, keringat dingin keluar karena menahan sakit yang luar biasa dan hampir membuat saya tidak sadarkan diri...Namun alhamdulillah, rasa sakit itu mereda dengan sendirinya dan malam itu juga sekitar jam setengah 12 malam, saya dibawa istri saya naik mobil dibawa ke RSJHK. Istri saya yang tidak terbiasa bawa mobil apalagi nyetir malam hari, malam itu memberanikan diri menyetir demi nyawa saya..dan alhamdulillah selamat sampai di UGD RSJHK. Kembali dr.Iwan Dakota SpJP (K) melakukan pemasangan stent di dua lokasi yang sebelumnya sudah terdeteksi pada kateterisasi awal...maka total 3 stent terpasang di pembuluh darah jantung saya.

Baru setelah semua pembuluh darah yang tersumbat dipasang stent, makka saya bisa beraktifitas normal kembali dalam periode 7 tahun sebelum akhirnya saya terdeteksi mengalami penyumbatan setelah mengikuti program Medical Check Up rutin yang dilakukan oleh kantor saya dan harus di by pass. Proses by pass akan saya ceritakan di bagian kedua tulisan saya.

Dari pengalaman saya di atas ada beberapa hal yang patut anda perhatikan antara lain :

  1. Penyakit jantung koroner tidak memandang usia dan bukan monopoli orang yang lanjut usia saja, saat ini banyak yang masih muda dibawah 40 tahun sudah terkena serangan jantung. Bahkan orang yang biasa berolahraga dengan sangat teratur, bisa juga terkena. 
  2. Faktor pola hidup yang tidak sehat seperti makan makanan berlemak, bersantan, gorengan, makanan cepat saji merupakan faktor utama atau pencetus penyakit jantung koroner. Jadi kuncinya adalah pada apa yang anda makan.
  3. Jika anda mempunyai riwayat keluarga seperti ayah atau ibu   yang pernah mengalami serangan jantung, dan kondisi fisik yang tidak mendukung seperti overweight, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi..maka anda termasuk berisiko tinggi untuk terkena penyakit jantung.
  4. Tanda-tanda serangan jantung tiap orang berbeda. Jangan pernah meremehkan sakit atau nyeri di dada, perasaan seperti tertusuk sampai tembus ke punggung, atau gejala yang ringan sekalipun seperti masuk angin, keringat dingin, anda tetap harus waspada.
  5. Katerisasi bukanlah operasi yang menakutkan karena anda dalam keadaan sadar 100% dan prosesnya tidak lebih 30 menit.
  6. Lakukan Medical Check Up secara rutin untuk mengetahui gejala lebih awal penyakit anda. 
  7. Jika anda belum masuk asuransi kesehatan seperti Jaminan Kesehatan Nasional yang saat ini dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS/dahulu Askes) segeralah mendaftar karena akan sangat meringankan biaya operasi yang mencapai puluhan juta rupiah karena sebagian besar akan ditanggung oleh BPJS.
Demikian sedikit pengalaman saya yang semoga bisa membantu anda para pembaca. Salam 

36 komentar:

  1. Malem kang arie.

    Ayah saya baru saja cath lab rencana 4 ring. Mau tanya apakah waktu itu semua ditanggung askes atau bpjs?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Malem juga mbak..

      waktu itu tahun 2007 memang tidak dicover semua oleh askes tp ada bagian kita yg hrs kita tanggung sendiri..itupun cuma 10% sisanya 90% dicover. Sekarang justru 100% dicover...kebetulan sy belum tulis tuh tulisan yang bagian kedua saat saya di by pass..gak sempat2..hehe..alhamdulillah sangat kebantu dg adanya BPJS...cuma agak ribet prosedurnya..harus sering2 tanya ke petugasnya..smoga ayahanda kembali sehat.amiin...btw..lebaran kemarin sya nginep di Kampung Labasan yogya..rekreasi..hehehe

      Hapus
  2. Mau berbagi pengalaman nih kang Ari, Ayah saya jg sama pertengahan oktober kemarin terkena serangan jantung dengan gejala sama yg di rasakan kang ari, kmudian 5 hari di ICU Siloam Purwakarta dan akhir'y di rujuk ke Pusat Jantung Nasional Harapan Kita msuk IGD dan stelah 3 hari dirawat di Harkit beliau sudh boleh pulang.. Tgl 13 Nov 2014 kemaren bru di Kateter dan hasil'y ada 2 penyumbatan, kebetulan jg ayah saya memakai ASKES/BPJS dan alhamdulilah dari pertama 5 hari di Siloam Purwakarta 3 hari di Harapan Kita sampe kemarem dikateter di PJNHK semua biaya di cover oleh ASKES/BPJS. Ada yg mau sy tanyakn nh kang ari..apakh stlah pemasangan stent/ring diperbolehkan bekerja (berat) lg seperti sebelum di vonis terkena PJK

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pemasangan stent merupakan salah satu cara untuk mempertahankan kondisi pembuluh darah yg pernah tersumbat agar tidak terjadi lagi penyumbatan di tempat yg sama. Setelah pasang stent, kita tetap harus menerapkan pola hidup sehat spt konsumsi makanan berserat, kurangi yg bersantan, berlemak tisak merokok dan olah raga teratur. Olah ragapun kita tidak boleh yg berat dan bersifat permainan seperti badminton, tenis dll. kenapa?..karena olah raga tadi kita tidak bergerak secara gradual atau bertahap tapi kadang diam dan tiba2 bergerak dengan cepat..Hal ini akan memicu jantung berdetak tidak bertahap tapi langsung dari posisi pelan menjadi kencang tiba2..hal inilah yang membahayakan. Olah raga yang dianjurkan untuk orang yang telah di pasang stent adalah yang bersifat kardio seperti jalan cepat, treadmill, sepeda dll karena jantung berdetaknya secara bertahap menjadi cepat, tidak mendadak. Penyumbatan yang telah terjadi pasti akan mengakibatkan kemampuan pembuluh jantung dan jantung itu sendiri untuk bekerja menjadi menurun tergantung tingkat penyumbatannya. Hal inilah yang membuat aktivitas kita juga harus dibatasi atau dikurangi. Semangat mungkin masih tinggi untuk bekerja, olah raga maupun melakukan aktifitas lain namun apadaya jantung kemampuannya sudah menurun tidak seperti semula...hehehe.. Agak berbeda kasusnya ketika kita di by pass, karena dengan bypass kita dibuatkan jalan baru sehingga aktivitas kita bisa dilakukan seperti sebelum operasi. Semoga orang tua anda tetap diberikan kesehatan...amin

      Hapus
  3. Kang, mau tanya. Utk bypass di harapan kita biayanya tercover bpjs brp % kang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saat ini BPJS menanggung 100% biaya operasi bypass. Sebelumnya memang ada cost sharing yang menjadi beban peserta sebesar 10% dan 90% beban askes/BPJS. Kalo kita kontrol berobatpun sekarang udah tidak ada cost sharing. Cuma kita harus sering menanyakan prosedur untuk kelengkapan syarat2nya ke petugas BPJS karena agak ribet memang dan tidak ada petunjuk atau alur yg ditempel yang harus diikuti pada saat kita mau operasi bypass

      Hapus
  4. Kang, sya mulai khwatir dengan kondisi nyeri dada dan tangan sebelah kiri yang saya alami saat ini, walau pun sudah ke dokter spesialis jantung yang ada di kota Serang - Banten pada bulan Oktober lalu, memang kadar kolestrol saya diatas, apakah ini juga indikasi adanya penyumbatan karana saya diberi obat B1soprolol tapi masih tetap nyeri di dada.

    BalasHapus
  5. Bisoprolol adalah untuk obat hipertensi, anda tidak menjelaskan obat lain yang dikonsumsi apa saja, tapi karena anda sudah pernah ke dokter spesialis asumsi saya telah dilakukan pemeriksaan seperti EKG atau rekam jantung dan harusnya dokter udah kasih obat2an selain bisoprolol tadi kalau memang ada kelainan di jantung tadi. Saran saya minta rujukan saja secepatnya ke dokter anda untuk diperiksa lebih lengkap di RS Jantung Harapan Kita untuk dilakukan katerisasi untuk melihat ada penyumbatan atau tidak maupun tindakan lain yang diperlukan. Anda tidak perlu khawatir karena katerisasi prosesnya tidak semenakutkan yang anda bayangkan..dan kalo misalnya selama anda menunggu proses utk diperiksa di RS Harapan Kita anda merasa sakit di dada kiri semakin menjadi (ini artinya anda sudah mengalami serangan jantung), pertolongan pertama yang dilakukan oleh anda sendiri adalah dengan cara membatukkan diri (batuk sekali dengan keras). Hal itu akan membuat otot jantung anda kembali normal untuk sementara, dan anda harus segera ke rumah sakit terdekat untuk diberikan pertolongan secara medis. Untuk periksa di RS jantung Harapan Kita untuk kontrol, ada dua waktu yaitu pagi sampai jam 10.30 untuk ambil nomor antrian dan siang mulai jam 13.00. Semoga membantu.

    BalasHapus
  6. Bisoprolol adalah untuk obat hipertensi, anda tidak menjelaskan obat lain yang dikonsumsi apa saja, tapi karena anda sudah pernah ke dokter spesialis asumsi saya telah dilakukan pemeriksaan seperti EKG atau rekam jantung dan harusnya dokter udah kasih obat2an selain bisoprolol tadi kalau memang ada kelainan di jantung tadi. Saran saya minta rujukan saja secepatnya ke dokter anda untuk diperiksa lebih lengkap di RS Jantung Harapan Kita untuk dilakukan katerisasi untuk melihat ada penyumbatan atau tidak maupun tindakan lain yang diperlukan. Anda tidak perlu khawatir karena katerisasi prosesnya tidak semenakutkan yang anda bayangkan..dan kalo misalnya selama anda menunggu proses utk diperiksa di RS Harapan Kita anda merasa sakit di dada kiri semakin menjadi (ini artinya anda sudah mengalami serangan jantung), pertolongan pertama yang dilakukan oleh anda sendiri adalah dengan cara membatukkan diri (batuk sekali dengan keras). Hal itu akan membuat otot jantung anda kembali normal untuk sementara, dan anda harus segera ke rumah sakit terdekat untuk diberikan pertolongan secara medis. Untuk periksa di RS jantung Harapan Kita untuk kontrol, ada dua waktu yaitu pagi sampai jam 10.30 untuk ambil nomor antrian dan siang mulai jam 13.00. Semoga membantu.

    BalasHapus
  7. Malam kang Arie.
    Sudah 10 hari sejak pasang ring, tiap harinya kadang2 pusing & badan lemas kira2 kena apa ?.
    U/ dpt beraktivitas normal butuh waktu brp minggu ? Makasih kang

    BalasHapus
  8. Selamat pagi..seharusnya kalau sudah 10 hari pasang ring sudah bisa aktivitas normal walaupun masih blm bisa aktifitas yg agak berat spt naik turun tangga..masih hrs dibatasi..kemungkinan rasa pusing krn anda lebih bnyak tidur shg hrs adaptasi begitu bnagun dan jalan..bisa juga tekanan darah yg naik tp untuk kepastiannya hrs dikonsultasikan ke dokter anda...smoga membantu

    BalasHapus
  9. Selamat pagi..seharusnya kalau sudah 10 hari pasang ring sudah bisa aktivitas normal walaupun masih blm bisa aktifitas yg agak berat spt naik turun tangga..masih hrs dibatasi..kemungkinan rasa pusing krn anda lebih bnyak tidur shg hrs adaptasi begitu bnagun dan jalan..bisa juga tekanan darah yg naik tp untuk kepastiannya hrs dikonsultasikan ke dokter anda...smoga membantu

    BalasHapus
  10. Selamat pagi, mau tanya..kalo kateterisasi bisa ngga tanpa stent? Stent sama dengan Ring? terima kasih

    BalasHapus
  11. Met siang mbak dewi..katerisasi bisa dilakukan tanpa stent atau ring untuk mengecek‎ seberapa tingkat penyumbatannya..jika cukup parah maka bisa langsung dilakukan tindakan atau dipasang lain waktu setelah dibicarakan dg pasien..jika sumbatannya masih sedikit bisa ditreatment dg obat2an saja..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Mbak dewi..bypass beda dengan pemasangan ring /stent. Kalo pasang stent cukup melalui tindakan katerisasi yaitu masuk lewat tangan atau kaki..tindakannya spt kalo kita diinfus atau transfusi darah..stent dimasukkan dg alat lewat pembuluh darah di tangan/ kaki. Pasien dlm kondisi sadar..Kalo bypass mrpkn operasi besar dg membedah rongga dada dan membuat jalan baru atau jalan pintas (bypass) shg darah mengalir lewat jalan baru tadi tidak lagi lewat jalan yg tersumbat..

      Hapus
  12. Malam kang saya mohon pengalamannya, ayah sy 1 thn lalu pasang gianturo stent akibat aneurysma, tetapi selang bbrp bln nyeri dada hebat dan demam, dikasi antibiotik kalo aktifitas cape sedikit nyeri dada nya kambuh lagi dan terus berulang smp 1 thn ini. Mohon pengalamannya kang, kasian ayah saya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Met pagi...kejadian ayah anda mirip dengan apa yang saya alami waktu pertama kali di pasang ring. Saya ada 3 penyumbatan tapi yg dipasang ring hanya satu krn penyumbatannya sdh lebih 80%, sedangkan yang dua lagi kata dokter cukup diberi obat2an. Namun setelah dipasang ring saya merasa tdk ada perubahan nafas masih sesak dan untuk beraktifitas sangat tidaj nyaman nafasnya. Dan selang 6 bulan kemudian saya kembali kena swrangan dengan sakit yg lebih hebat dari serangan yang pertama..akhirnya saat itu juga sy dipasang 2 ring sekaligus..dan baru setelah itu baru semua aktifitas jadi normal, nafas juga enteng. Saran saya, ayah anda segera diperiksakan kembali ke dokter jantung utk mengetahui lebih detil penyebabnya, jangan sampai kena serangan lagi spt yg saya alami..smoga membantu

      Hapus
  13. Slmt siang kang, jadi ayah saya sudah periksa ke byk RS, mulai dari Siloam, Medistra, RSPAD gatsu, RS di tangerang, tapi masi belum ktemu solusi nya. Uda di CT angiographi dan MRI bbrp x, jadi pengelembungannya emg satu dan telah di pasang

    BalasHapus
  14. Sekedar saran saja saya menawarkan asupan nutrisi salmon omega 3 produksi amway sangat menolong kinerja dr jantung manfaatnya mempertahankan tekanan darah, kadar kolesterol dan trigliserid yg membantu kesehatan jantung jika berminat dpt menghubungi inbox FB saya Febrike Sultan

    BalasHapus
  15. Kang arie,noleh saya minta emailnya untuk tanya" lebih lanjut?
    Untuk membantu tugas kuliah saya.
    Atau boleh e-mail saya di mitsalutfia@yahoo.com

    Saya tunggu ya kang

    BalasHapus
  16. Kang arie,noleh saya minta emailnya untuk tanya" lebih lanjut?
    Untuk membantu tugas kuliah saya.
    Atau boleh e-mail saya di mitsalutfia@yahoo.com

    Saya tunggu ya kang

    BalasHapus
  17. Kang arie,noleh saya minta emailnya untuk tanya" lebih lanjut?
    Untuk membantu tugas kuliah saya.
    Atau boleh e-mail saya di mitsalutfia@yahoo.com

    Saya tunggu ya kang

    BalasHapus
  18. Slamay Sore Kang , Bapak Saya pernah masuk ICU Harapan Kita dengan BPJS smua ditanggung dengan catatan masuk lgsg ke UGD waktu itu karna serangan jantung . stlh plg masih terus sesak di rawat di rs swasta dekat rmh karna cairannya terlalu banyak jadi ada bengkak . Saya mau tanya apakan untuk cek up lagi dengan menggunakan BPJS bisa langsg ke Harapan Kita atau minta rujukan dlu ?? Mhon Informasinya karna kmrn stlh pulang dari Harapan Kita Ada rujukan untuk Katerisasi tapi ayah saya mengabaikan tdk mau ,,, jadi surat rujukan katerisasi hanya untuk 1 bln masa berlakunya . apakah bisa langsg datang dan di cover bpjs di rs harapan kita untuk melakukan katerisasi .. mengingat RS di Tangerang BPJS nya sangat tidak baik pelayanannya untuk RS Wilayah Tangerang .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Met pagi mbak..untuk rujukan kalau sdh habis waktunya memang hrs minta lagi ke puskesmas. Dari puskesmas hrs dimintakan persetujuan atau pengantar dr BPJS Kabupaten krn lokasi RS harkit beda wilayah (antar propinsi) klo di Tangerang kantor bpjs ada di cikokol depan mall Tangcity.Kalo periksanya di RS Tangerang memang bisa langsung rujukan dr puskesmas. Untuk pasien kondisi darurat dan langsung masuk IGD memang bisa tanpa rujukan tp kalo sifatnya kontrol atau cek up saja ya hrs pake rujukan. Semoga memnbantu

      Hapus
  19. Malam kang,saya mau tanya..
    Kalau misalkan kita di vonis dokter positif terkena serangan jantung,apakah dr dokter sendiri yang akan menganjurkan untuk melakukan kateterisai,atau setelah kita mengetahui kita yg meminta di lakukan pengobatan dengan cara kateterisasi,mengingat ayah saya almarhum,dulu awal terkena serangan jantung,berobat di RS fatmawati cuma di obati dengan minum obat dan di rawat inap sampai 1bulan di sana,di perbolehkan pulang selang 2bulan terkena setangan jantung kembali,langsung koma tidak sadarkan diri lalu meninggal..terus terang saya masih terbayang akan almarhum ayah saya,saya takut akan menimpa saya juga,yang saya tanya apakah boleh kalau misalkan dokter tidak menganjurkan,kita yg meminta sendiri di rujuk ke RS harapan kita untuk mendapatkan pengobatan dengan cara operasi kateterisasi..mohon petunjuknya kang mksh..

    BalasHapus
  20. Malam kang,saya mau tanya..
    Kalau misalkan kita di vonis dokter positif terkena serangan jantung,apakah dr dokter sendiri yang akan menganjurkan untuk melakukan kateterisai,atau setelah kita mengetahui kita yg meminta di lakukan pengobatan dengan cara kateterisasi,mengingat ayah saya almarhum,dulu awal terkena serangan jantung,berobat di RS fatmawati cuma di obati dengan minum obat dan di rawat inap sampai 1bulan di sana,di perbolehkan pulang selang 2bulan terkena setangan jantung kembali,langsung koma tidak sadarkan diri lalu meninggal..terus terang saya masih terbayang akan almarhum ayah saya,saya takut akan menimpa saya juga,yang saya tanya apakah boleh kalau misalkan dokter tidak menganjurkan,kita yg meminta sendiri di rujuk ke RS harapan kita untuk mendapatkan pengobatan dengan cara operasi kateterisasi..mohon petunjuknya kang mksh..

    BalasHapus
  21. Mas ricky...kalo sudah kena serangan, dokter biasanya akan melakukan serangkaian pemeriksaan utk melihat kondisi jantung pasien spt cek EKG, USG jantung atau kateterisasi. Katerisasi utk melihat seberapa besar prosentase penyempitan pembuluh darah jantung utk menetukan apakah tindakannya berupa ring,by pass atau cukup diberikan obat2an tergantung tingkat penyempitannya. Dokter sendiri yg akan menentukan perlu tidaknya katerisasi tp berdasarkan pengalaman sy, dokter akan meminta katerisasi apalagi jika sdh kena serangan. Sy tdk tau pertimbangan dokter yg merawat ayah anda tdk melakukan kateterisasi apakah krn kondisi pasien atau yg lainnya. Kita bisa saja meminta pertimbangan dokter utk dilakukan katerisasi. Utk rujukan ke RS Harkit kita bisa minta rujukan dr puskesmas dan minta pengantar dr BPJS setempat jika anda tinggal di luar DKI (beda wilayah). Di RS Harkit anda tinggal memilih dokter dan waktunya (pagi atau siang) dan biasanya akan dilakukan pemeriksaan awal lg walaupun sdh ada hasil dr RS sebelumnya..semoga membantu

    BalasHapus
  22. Malam kang Arie...
    Membaca pengalaman kang Arie teringat Almarhum Bapak saya yang meninggal 23 oktober lalu. Jum'at pagi Bapak merasa uluhati tertekan, sakit kemudian beliau duduk dan tidak berapa lama sakit itu hilang dan akhirnya Bapak memutuskan beraktifitas kembali menuju kampus di daerah depok untuk mengajar. Dalam perjalanan ternyata rasa sakit itu muncul lagi dan Bapak memutuskan berbalik arah ke rumah sakit. Sampai rmh sakit masuk IGD kemudian diobservasi sampai akhirnya diputuskan Bapak harus dirawat di ICU karena didiagnosa terkena serangan jantung. Pada saat di ICU mulai jum'at siang Bapak dalam kondisi sadar, bisa berkomunikasi bahkan sempat kirim sms kepada mahasiswanya di kampus memberikan tugas dan mengabarlan hari itu tidak bisaengajar. Sampailah pada hari sabtu pagi Bapak mulai sesak dan semakin bertambah parah pada sabtu malam, hingga akhirnya diputuskan Bapak harus dibantu dengan alat/mesin yg membuat Bapak tidak sadar. Hingga pada akhirnya minggu dinihari kondisi semakin kritis dan minggu pagi dinyatakan meninggal.
    Yang mengganjal jadi pertanyaan bagi saya, mengapa dokter tidak pernah memberikan saran tindakan berupa pemasangan ring pada jantung atau operasi by pass kepada Bapak saya. Entah apa pertimbangan dokter yang menangani pada saat itu.
    Terimakasih..maaf cerita saya panjang dan lebar.

    Nia

    BalasHapus
  23. Malam kang Arie...
    Membaca pengalaman kang Arie teringat Almarhum Bapak saya yang meninggal 23 oktober lalu. Jum'at pagi Bapak merasa uluhati tertekan, sakit kemudian beliau duduk dan tidak berapa lama sakit itu hilang dan akhirnya Bapak memutuskan beraktifitas kembali menuju kampus di daerah depok untuk mengajar. Dalam perjalanan ternyata rasa sakit itu muncul lagi dan Bapak memutuskan berbalik arah ke rumah sakit. Sampai rmh sakit masuk IGD kemudian diobservasi sampai akhirnya diputuskan Bapak harus dirawat di ICU karena didiagnosa terkena serangan jantung. Pada saat di ICU mulai jum'at siang Bapak dalam kondisi sadar, bisa berkomunikasi bahkan sempat kirim sms kepada mahasiswanya di kampus memberikan tugas dan mengabarlan hari itu tidak bisaengajar. Sampailah pada hari sabtu pagi Bapak mulai sesak dan semakin bertambah parah pada sabtu malam, hingga akhirnya diputuskan Bapak harus dibantu dengan alat/mesin yg membuat Bapak tidak sadar. Hingga pada akhirnya minggu dinihari kondisi semakin kritis dan minggu pagi dinyatakan meninggal.
    Yang mengganjal jadi pertanyaan bagi saya, mengapa dokter tidak pernah memberikan saran tindakan berupa pemasangan ring pada jantung atau operasi by pass kepada Bapak saya. Entah apa pertimbangan dokter yang menangani pada saat itu.
    Terimakasih..maaf cerita saya panjang dan lebar.

    Nia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat malam..maaf baru sempat balas. Turut berduka atas meninggalnya orang tua mbak nia. Kalo pengalaman saya seharusnya dokter sudah harus mengambil tindakan pada saat diketahui telah terjadi serangan. Saya waktu di siloam dan Harkit dokter langsung melakukan serangkaian pemeriksaan EKG, USG jantung, pemeriksaan darah dan dipasang monitor untuk memantau detak jantung dan tensi serta mminta saya dilakukan kateterisasi jantung utk melihat penyumbatannya. Saya gak tahu apakah pd saat itu orang tua anda dilakukan prosedur / hal yang sama atau tidak. Sepengetahuan saya prosedur tadi sudah standar hrs dilakukan oleh dokter utk menangani pasien yang habis kena serangan jantung. Sy cuma mengingatkan karena orang tua sudah pernah kena serangan maka hal tsb jadi faktor resiko bagi anaknya utk terkena hal yang sama juga...(smoga saja tidak) tp kita harus berjaga-jaga dengan pola hidup yg sehat dan rajin utk cek kesehatan. Yang penting sekarang harus ikhlas merelakan kepergian orang tua..semoga membantu

      Hapus
  24. Pertanyaan,sy yg 5 April lalu kena serangan jantung trs dibawa ke Medistra,krna di Medistra tdk bisa pakai BPJS sy dirujuk ke RS jantung Jakarta,stlh itu sy dipasang stent 3 seharusnya 4 stent,karena kata RS jkrta jatah BPJS hanya 1 stent saja yg dicover BPJS ,sisanya sy hrs bayar
    Benarkah begitu peraturannya dari BPJS,

    BalasHapus
  25. Balasan
    1. Mohon maaf baru balas emailnya. Utk tahun 2017 setahu saya utk pasang stent udah divover bpjs seluruhnya. Tp utk kepastiannya bisa ditanyakan ke bpjs

      Hapus
  26. Selamat pagi Kang Arie, saya sudah melakukan pemasangan 1 ring jantung tgl 8 Jan 2018 lalu. Kapan saya bisa beraktifitas normal kembali seperti menyetir mobil karena pekerjaan saya adalah sales yang mengharuskan bertemu dengan customer di luar kota, terima kasih kang

    BalasHapus
  27. Ass ..pa ari...sy mau tanya ..sy sering sakit dada dan sesak sudah 6 bulan..tapi ga ada serangan jantung.apa ini sumbatan atau giamana..mksh

    BalasHapus