Senin, 25 Juli 2011

Sepenggal cerita seorang Ibu Penjual Koran

Perjalanan ke kantor pagi hari ini cukup panjang daripada biasanya...maklum hari senin, orang-orang yang biasanya naik kendaraan umum beralih pakai mobil pribadi makanya kendaraan yang  muncul di hari Senin pagi jadi lebih banyak. Tapi di sela-sela menikmati macetnya jalan tol Jakarta –Merak ada kejadian yang menarik perhatian saya dan isteri.  Di perempatan lampu merah Tomang, saya melihat ibu penjual koran dengan memakai rompi sebuah koran harian yang sepertinya sengaja dibagikan kepada para penjual koran di situ. Saya memanggil si Ibu tadi untuk membeli koran yang harganya cuma Rp1.500 dan karena iba isteri saya sengaja  memberi uang lebih. Kaca mobil saya naikkan, tapi si Ibu tadi bilang ke isteri saya : “Neng...masih ada uang kembaliannya..” sambil mencari-cari uang kembalian di kantongnya. Isteri saya bilang : “Bu...ambil saja uang kembaliannya..” tapi si Ibu tadi  tetap tidak mau menerima uang tadi. Isteri saya sedikit “memaksa” agar si Ibu penjual koran tadi menerima saja uang tadi.  Tapi si Ibu tetap menolak sambil mengatakan : “tidak neng...orang harganya cuma Rp1.500..” sambil menyerahkan uang kembalian. Saya dan isteri cuma bisa saling berpandangan dengan perasaan heran dan salut ke ibu tadi,  koq..ternyata masih ada orang yang hidup di tengah kerasnya kehidupan jalanan di Jakarta dan hidup  kekurangan tapi masih memiliki kejujuran dan prinsip pantang untuk hanya menengadahkan tangan tanpa usaha.
Banyak di sekeliling kita,  orang-orang yang mempunyai kelebihan dan diberikan oleh Allah SWT suatu kehidupan  yang lebih dari cukup tetapi tidak mensyukuri apa yang telah diperoleh dan justru masih mempunyai “jiwa” seperti seorang “peminta-minta”. Mengabaikan kejujuran dan menafikan segala cara asal kebutuhannya tercapai.
Untuk si Ibu penjual koran di lampu merah Tomang....semoga ibu diberikan kesehatan, keselamatan dan tetap setia dengan kejujuran dan prinsip yang ibu pegang      

2 komentar:

  1. ini contoh real dari 'makna integritas'. salut utk si ibu penjual koran..

    BalasHapus
  2. betul dan sampai skrg saya masih liat ibu itu masih ada di perempatan lampu merah tomang tiap pagi...

    BalasHapus